12 Januari 2011

Majelis Reboan Masjid AlatieF Pasaraya Blok M Tanggal 12 Januari 2011

Event : Majelis Reboan Masjid AlatieF Pasaraya Blok M
Tanggal : 12 Januari 2011
Pembicara : Syeh Ali
Tema: Keutamaan Membaca Al Quran

Kesempurnaan itu milik Allah, segala sesuatu berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah

Qs Al Baqarah : 156

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Innaa lillahi wa innaa ilaihi raajiuun.

--

Keutamaan menghadiri majelis dzikir :

“Apabila kalian melewati taman-taman surga maka singgahlah.” Para sahabat bertanya, “Apa taman-taman surga itu?” “Majelis dzikir”, jawab beliau. (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)

Belajar itu penting, sempurnakan dengan mengamalkan apa yang kita pelajari

Prinsip : Biasakan kebenaran, bukan membenarkan kebiasaan

Kebenaran itu bersumber dari Al Quran dan Sunah

Keutamaan menuntut ilmu :

"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." (QS. Al-Mujadilah: 11)

--

3 Golongan pencari ilmu :

1. Orang yang mendapatkan ilmu namun tidak mengamalkannya maka dia akan mendapatkan murka Allah

2. Orang yang beramal tanpa ilmu maka dia akan mendapatkan kesesatan

3. Orang yang mendapatkan ilmu kemudian dia mengamalkannya

Seluruh ilmu yang ada di dunia bersumber dari Al Quran dan hadist

Salah satu keutamaan Qs Al Fatihah :

Dari Ibnu Abbas, ia berkata: Ketika Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam sedang bersama Malaikat Jibril, tiba-tiba Jibril mendengar suara dari atas. Maka Jibril mengarahkan pandangannya kelangit seraya berkata : Itu adalah dibukannya sebuah pintu di langit yang belum pernah terbuka sebelumnya.” Ibnu Abbas meneruskan, “dari pintu turun Malaikat dan kemudian menemui Nabi sholallahu ‘alaihi wasallam seraya berkata : “Samapaikanlah kabar gembira kepad aumatmu mengenai dua cahaya. Kedua cahaya itu telah diberikan kepadamu, dan belum pernah sama sekali diberikan kepada seorang nabipun sebelum kamu, yaitu Fatihatul Kitab dan beberapa ayat terakhir surat Al Baqarah. Tidakkah engkau membaca satu huruf saja darinya melainkan akan diberi pahala kepadamu.”

Qs Al Fatihah :

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam,

Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Yang menguasai hari pembalasan.

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.

Tunjukilah kami jalan yang lurus,

(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nimat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan) mereka yang sesat.

---

Berkata Abdullah bin Mas’ud: “Barang siapa yang membaca sepuluh ayat dari surat Al Baqarah di rumahnya, maka rumah tersebut tidak akan dimasuki syetan dari malam hingga pagi, yakni empat ayat di awal Al Baqarah, ayat Kursi dan dua ayat setelahnya, dan tiga ayat terakhir Al Baqarah.”

Qs Al Baqarah :

Alif laam miim.

Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,

(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka,

Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.

---

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at (pertolongan) di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi (kekuasaan) Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS, 2:255)

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut (Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah) dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS, 2:256)

Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya(QS, 2:257)

---

Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(QS. 2:284)

Rasul telah beriman kepada Al quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan):` Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya `, dan mereka mengatakan:` Kami dengar dan kami taat `. (Mereka berdoa):` Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali `.(QS. 2:285)

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa):` Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir `.(QS. 2:286)

---

Keutamaan menjaga lidah :

Dari Mu’adz bin Jabal radhiallahu 'anhu, ia berkata: Aku berkata: “Ya Rasulullah, beritahukanlah kepadaku suatu amal yang dapat memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkan aku dari neraka”. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab, “Engkau telah bertanya tentang perkara yang besar, dan sesungguhnya itu adalah ringan bagi orang yang digampangkan oleh Allah ta’ala. Engkau menyembah Allah dan jangan menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mengerjakan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan haji ke Baitullah”. Kemudian beliau bersabda: “Inginkah kuberi petunjuk kepadamu pintu-pintu kebaikan? Puasa itu adalah perisai, shadaqah itu menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan api, dan shalat seseorang di tengah malam”. Kemudian beliau membaca ayat: “Tatajaafa junuubuhum ‘an madhaaji’… hingga …ya’maluun“. Kemudian beliau bersabda: “Maukah bila aku beritahukan kepadamu pokok amal tiang-tiangnya dan puncak-puncaknya?” Aku menjawab: “Ya, wahai Rasulullah”. Rasulullah bersabda: “Pokok amal adalah Islam, tiang-tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad”. Kemudian beliau bersabda: “Maukah kuberitahukan kepadamu tentang kunci semua perkara itu?” Jawabku: “Ya, wahai Rasulullah”. Maka beliau memegang lidahnya dan bersabda: “Jagalah ini”. Aku bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah kami dituntut (disiksa) karena apa yang kami katakan?” Maka beliau bersabda: “Semoga engkau selamat. Adakah yang menjadikan orang menyungkurkan mukanya (atau ada yang meriwayatkan batang hidungnya) di dalam neraka, selain ucapan lidah mereka?” (HR. Tirmidzi)

Nabi Muhammad saw bersabda: “Orang yang menutupi aib orang lain di dunia, maka pada Hari Kiamat Allah akan menutupi aibnya” (HR Muslim). Hadist yang serupa diriwayatkan oleh Imam Thabrani menyatakan: “Barangsiapa mengetahui keburukan saudaranya lalu dia menutupinya, pada Hari Kiamat Allah akan menutupi dosanya”. Sebaliknya, barangsiapa membuka aib orang lain, maka Allah akan membuka aibnya sendiri di hadapan orang lain, bahkan akan dipermalukan sampai ke dalam rumahnya.

Berkata yang Baik Atau Diam

“Dari Abu Huroiroh Rodhiallohu’anhu, sesungguhnya Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Barangsiapa yang benar-benar beriman kepada Alloh dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam; dan barangsiapa yang benar-benar beriman kepada Alloh dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya; dan barangsiapa yang benar-benar beriman kepada Alloh dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Mari introspeksi diri, mengapa kita mengalami musibah :

Qs Fatir : 45

Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu makhluk yang melatapun akan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka, sampai waktu yang tertentu; maka apabila datang ajal mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.

---

Keutamaan belajar Al Quran :

“Bacalah Al-Qur’an karena dia akan datang pada hari Kiamat sebagai juru syafaat bagi pembacanya.” (Riwayat Muslim)

Ahlul Qur’an adalah keluarga Allah swt

Sabda Rasulullah saw,”Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga dari kalangan manusia.’ Beliau saw ditanya,’Siapa mereka wahai Rasulullah.’ Beliau saw menjawab,’mereka adalah Ahlul Qur’an, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang khusus-Nya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Sifat Ahlul Quran :

1. Senantiasa mengaji Al Quran

Allah menyukai amalan yang sedikit namun kontinyu, Amal yang utama adalah yang baik, bukan yang banyak

Qs Al Mulk : 1-2

Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

---

2. Menghafal Al Quran walaupun sebagian

Dari ‘Aisyah ra, ia berkata bahwa Rasullah SAW bersabda jumlah tingkatan-tingkatan surga itu sama dengan jumlah ayat-ayat al-Qur’an. Maka tingkatan surga yang dimasuki para pembaca al-Qur’an adalah tingkatan paling atas, di mana tidak ada tingkatan lagi sesudahnya. Hadis hasan, hadis diriwayatkan oleh al-Baihaqi.

Dari Abi Umamah ra. ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Bacalah olehmu Al Qur'an, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafa'at pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafalnya)."" (HR. Muslim)

3. Membaca dan mengamalkan isi Al Quran, bukan hanya bacaan sebagai amalan

4. Mentadabburi Al Quran

"Barang siapa yang diberi hidayah oleh Allah maka tidak ada seorang pun yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan-Nya maka tidak ada seorang pun yang dapat memberi hidayah kepadanya". (Hadits)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut