28 Januari 2011

Pengajian Fatimah Az Zahra Tanggal 28 Januari 2011

Event : Pengajian Fatimah Az Zahra
Tanggal : 28 Januari 2011
Pembicara : Ustadzah Lulung Umrulain
Tema: Bab Wudhu

Barangsiapa yang duduk dalam majlis ta`lim, maka Allah swt yang berikan : Membaca 1 ayat Al-Qur`an di dalam ta`lim maka lebih baik daripada 100 rakaat shalat sunnat, Membaca / mempelajari satu bab ilmu lebih baik daripada 1000 rakaat shalat sunat, Diam sebentar didalam ta`lim sama dengan menghantar 1000 jenazah dan menjenguk 1000 orang sakit.

Dalil tentang berwudhu :

Qs Ali Imran : 6

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu, Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nimat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.

---

Allah tidak menerima shalat/doa yang tanpa bersuci

Diriwayatkan dari Mush’ab din Sa’ad, ia berkata: Abdullah bin Umar r.a. pernah masuk ke tempat Ibnu Amar untuk menjenguknya ketika sakit. Lalu ia bertanya,”Hai Ibnu Umar, ketika di Basrah mengapa kamu tidak berdoa kepada Allah SWT. untuk saya?” Abdullah ibnu Umar menjawab,”Allah tidak menerima sha;at (doa) tanpa bersuci dan tidak menerima sedekah dari hasil penipuan (hasil yang tidak halal)”. (HR. Muslim)

Menurut Ibnu Abbas, Rasulullah pernah berwudhu 1 kali, 1 kali

Menurut Abdullah bin Zaid, Rasulullah pernah berwudhu 2 kali, 2 kali

Menurut Usman bin Affan, Rasulullah pernah berwudhu 3 kali, 3 kali

Abu Abdillah berkata, "Nabi Muhammad menjelaskan bahwa kewajiban wudhu itu sekali-sekali.Beliau juga berwudhu dua kali-dua kali. Tiga kali-tiga kali,dan tidak lebih dari tiga kali. Para ahli ilmu tidak menyukai berlebihan dalam berwudhu, dan melebihi apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad

---

Shalat Sunnah Wudhu

Shalat sunat wudhu atau yang disebut juga dengan shalat syukrul wudhu adalah shalat yang dikerjakan setelah berwudhu. Tata cara pelaksanannya adalah:

A. Sehabis berwudhu kita disunahkan membaca doa:

Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wahdauu laa syarika lahu wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluhu. Allahummaj’alnii minat-tawwaabiina waj’alnii minal mutathahiriina waj’alnii min ‘ibaadikash-shaalihiin.

Artinya: “Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku orang yang ahli taubat, dan jadikanlah aku orang yang suci dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang saleh.”

B. Selesai membaca doa tersebut, lalu melaksanakan shalat sunah wudhu 2 rakaat.

Niatnya:

Ushallii sunnatal-wudhuu’I rak’ ataini lillaahi ta’aalaa.

Artinya: ”Aku niat shalat sunah wudhu 2 rakaat karena Allah.”

C. Shalat ini dikerjakan 2 rakaat sebagaimana shalat yang lain dengan ikhlas sampai salam.

Keutamaan Shalat Syukrul Wudhu

“Rasulullah berkata kepada Bilal: Ceritakanlah kepadaku amal apa yang amat engkau harapkan dalam Islam, sebab aku mendengar suara kedua sandalmu di surga? Bilal menjawab: Tidak ada amal ibadah yang paling kuharapkan selain setiap aku berwudhu baik siang atau malam aku selalu shalat setelahnya sebanyak yang aku suka” . (HR Bukhari)

---

Membasuh tangan ketika bangun tidur sebelum dimasukkan ke dalam bejana

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwasannya Rasulullah pernah bersabda : Apabila salah seorang kamu bangun dari tidur, maka janganlah dia memasukkan tangannya dalam bejana, sampai dia mencucinya sebanyak tiga kali. Karena, dia tidak mengetahui dimana tangannya berada semalam. Atau dimana tangannya berjalan (berputar di badannya)

---

Larangan berak/kencing di jalan atau di tempat berteduh

Tips Nabawi Ketika Buang Air

tinggalkan komentar »

Perhatikan bagaimana Allah menyiksa dua orang dalam kuburnya akibat “perkara yang dianggap sepele” oleh sebagian orang pada hari ini, yaitu kencing sembarangan, dan adu domba (gosip yang merusak hubungan dua pihak). Jadi, kencing sembarangan, dan gosip yang merusak hubungan dua pihak merupakan perkara yang besar di sisi Allah, sekalipun ia “remeh” dalam pandangan sebagian manusia.

Decak kagum terus bergema dalam hati ketika seseorang melihat keindahan Islam, dan kerapiannnya yang telah diatur oleh Sang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Kekaguman seperti ini pernah dialami oleh seorang kafir jahiliah ketika ia berkata kepada sahabat Salman Al-Farisiy -radhiyallahu ‘anhu-, “Sungguh Nabi kalian -Shollallahu ‘alaihi wasallam- telah mengajari kalian tentang segala hal sampai tata cara buang air”. Maka Salman menjawab,

أَجَلْ لَقَدْ نَهَانَا أَنْ نَسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةَ لِغَائِطٍ أَوْ بَوْلٍ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِيَ بِالْيَمِيْنِ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِيَ بَأَقَلَّ مِنْ ثَلَاثَةِ أَحْجَارٍ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِيَ بَرَجِيْعٍ أَوْ بِعَظْمٍ

“Betul !! Sungguh kami dilarang menghadap kiblat saat buang air besar atau kecil, (kami juga dilarang) cebok dengan menggunakan tangan kanan atau cebok kurang dari 3 batu, atau cebok dengan kotoran hewan, atau tulang”. [HR. Muslim dalam Shohih-nya (262), Abu Dawud dalam Sunan-nya (7), At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (16), An-Nasa’iy dalam Sunan-nya (41 & 49), dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya (316)]

Inilah tuntunan suci dari syari’at Allah -Ta’ala- dalam membimbing para sahabat dan kaum muslimin untuk hidup di atas kesucian. Bukan seperti opini yang dituduhkan oleh sebagian orang-orang kafir dan munafiq di zaman ini bahwa Islam dan pengikutnya memiliki jalan hidup yang kotor, jorok, dan tidak menjaga kebersihan!!

Dalam menepis tuduhan keji ini, kru buletin Al-Atsariyyah menurunkan tulisan “Adab-adab Buang Air”. Dari sini, kalian akan melihat sisi keindahan syari’at yang maha lengkap dalam segala lini. Diantara adab-adab buang air:

Menjauh dan Menutup Aurat dari Manusia

Malu adalah sifat mulia yang diajarkan dalam Islam sampai ketika orang pun buang air dianjurkan menjaga sifat malu. Karenanya, saat buang air seorang dianjurkan mencari tempat yang jauh dari jangkauan manusia, dan menutup aurat. Lihatlah Panutan kita, Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Mughiroh bin Syu’bah -radhiyallahu ‘anhu-,

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا ذَهَبَ الْمَذْهَبَ أَبْعَدَ

“Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-, apabila pergi ke tempat pembuangan air, maka beliau menjauh”. [HR. Abu Dawud (1), At-Tirmidziy (20), An-Nasa’iy (17), dan Ibnu Majah (331). Di-shohih-kan Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (1159)]

Adapun pada hari ini -alhamdulillah-, orang tidak perlu menjauh, karena WC dan toilet telah melindungi mereka dari pandangan manusia, kecuali jika kita buang air di tempat yang terbuka, maka kita dianjurkan menjauh dari pandangan manusia.

Jangan Buang Air di Jalan, Tempat Berteduh Manusia, dan Telaga

Ada beberapa tempat yang harus dijaga dari kotoran manusia, karena merupakan fasilitas orang banyak, dan tempat aktifitas mereka. Karenanya, Allah melaknat orang yang mengotori semua tempat umum yang dimanfaatkan oleh manusia. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

"Waspadailah perbuatan-perbuatan yang bisa mendatangkan laknat : Buang air di sumber mata air, tengah jalan, dan naungan (manusia)”. (HR. Abu Dawud)

---

Bersiwak ketika wudhu

Siwak diambil dari kata saka, yang artinya adalah menggosok. Sedangkan menurut istilah, yang dimaksud dengan bersiwak adalah menggunakan kayu siwak atau sejenisnya pada gigi untuk menghilangkan warna kuning atau yang lainnya.

Bersiwak ini sangat dianjurkan tatkala hendak berwudhu berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Seandainya aku tidak khawatir memberatkan umatku, niscaya telah kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali berwudhu.” (HR. Ahmad, dalam Shohihul jami’)

“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwasannya dirinya pernah bermalam di tempat Nabi SAW, pada suatu malam Nabi SAW bangun dipenghujung malam kemudian keluar dan memandang ke langit kemudian membaca ayat ini di surah Al-Imran (yang artinya) : “Sesungguhnya di dalam penciptaan langit-langit dan bumi serta pergantian malam dan siang…….hingga beliau meneruskan sampai ayat yang artinya :”Maka jagalah diri kami dari azab neraka. Kemudian beliau kembali lagi ke rumah dan bersiwak dan berwudhu lalu berdiri melakukan shalat, kemudian berbaring dengan miring lalu bangun dan keluar memandang ke langit seraya membaca lagi ayat ini, kemudian masuk lagi ke rumah lalu bersiwak, berwudhu, kemudian berdiri melakukan shalat.

Aisyah menyebutkan, “Rasulullah tak tidur pada malam atau siang hari lalu beliau bangun kecuali bersiwak terlebih dahulu sebelum wudhu.” (Riwayat Abu Daud)

---

Menghembus dengan hidung

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra berkata : Nabi saw, telah bersabda : Apabila seseorang dari kamu bangun dari tidur, maka hendaklah dia memasukkan air ke dalam hidung dan menghembus-nya keluar sebanyak tiga kali karena sesungguhnya setan bermalam di dalam lubang hidungnya di saat manusia tidur.


---

Mengusap bagian depan kepala dan sorban

Hal ini di dasarkan pada hadist dari Mughirah bin Syu’bah, dimana ia menceritakan : “Bahwa Nabi berwudhu’ kemudian mengusap bagian depan kepala dan bagian atas sorbannya serta kedua kaki” (HR.Muslim)

Jika rambut seorang wanita muslimah dikepang, maka tidaklah cukup hanya dengan mengusap kepangan rambutnya saja. Karena yang menjadi hukum pokok dalam hal ini adalah mengusap kepala. Pada sisi lain diperbolehkan membasuh bagian depan kepala, sesuai dengan hadist dari Anas bin Malik Ra., dimana ia menceritakan :“Aku pernah melihat Rasulullah Saw berwudhu’ sedang beliau memakai sorban dari Qatar. Maka beliau menyelipkan tangannya dari bawah sorban untuk menyapu kepala bagian depan, tanpa melepas sorban itu. (HR. Abu Dawud)

---

Cara Tidur Rasulullah :

Aisyah ra. berkata: “Bila Rasulullah SAW berbaring di tempat tidurnya, beliau kumpulkan kedua telapak tangannya, lalu meniup keduanya dan dibaca pada keduanya surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Naas. Kemudian disapunya seluruh badan yang dapat disapunya dengan kedua tangannya. Beliau mulai dari kepalanya, mukanya dan bagian depan dari badannya. Beliau lakukan hal ini sebanyak tiga kali.” [HR. At-Tarmidzi]

---

Membaca niat wudhu :

Berniat untuk wudhu, dan melafadzkan : "Nawaitul wudluua liraf'il hadatsil ashghari fardlallillaahi ta'aalaa.", artinya : "Aku niat berwudlu' untuk menghilangkan hadats kecil fardu karena Allah"

Adapun sebelumnya hendaklah ia mengucapkan ‘bismillah’ berdasarkan hadits yang berbunyi: “Tidak sempurna wudhu’ yang tidak dimulai dengan membaca asma Allah (bismillah).” (H.R At-Tirmidzi)

Membaca doa sesudah wudhu :

"Asyhadu an laa ilaaha illalaahu wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa Rasuuluh, Allahummaj'alnii minat tawwaa biinaa waj'alnii minal mutathahhiriin.", artinya: "Aku bersaksi bahwa Tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad itu adalah hamba-Nya dan rasul-Nya. Ya allah, masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang bertaubat, dan masukkanlah ke dalam golongan orang-orang yang suci."

dari Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu ‘anhuma berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

'Barangsiapa yang berwudhu lalu mengucapkan, 'Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan RasulNya', dibukakan untuknya pintu-pintu surga yang delapan, dan dia dapat masuk dari pintu manapun yang diinginkannya'. Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahihnya.

Hadits ini diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dengan tambahan,

"Ya Allah jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang menyucikan diri."

“Maha Suci Engkau, ya Allah, aku memuji kepada-Mu. Aku bersaksi, bahwa tiada Tuhan yang haq selain Engkau, aku minta ampun dan bertaubat kepada-Mu”. ( HR. An-Nasai)

Do'a pada waktu membasuh anggota wudhu berdasarkan kebiasaan para ulama.

Meskipun Nabi Muhammad.saw tidak pernah mengajarkannya, namun para ulama sering memakainya, perselisihan ini ada sebagian yang tidak memakainya, namun kalangan yang memakainya berpegang pada hikmah do'a dan kebaikannya.

Kesimpulan dari apa yang mereka katakan adalah bahwa seseorang mengucapkan setelah basmalah, 'Segala puji bagi Allah yang menjadikan air itu suci dan menyucikan.' Pada waktu berkumur mengucapkan, 'Ya Allah berilah aku minum satu gelas dari telaga NabiMu di mana aku tidak merasa haus setelah itu selama-lamanya.' Pada waktu istinsyaq dia mengucapkan, 'Ya Allah janganlah Engkau mengharamkanku dari aroma nikmat dan SurgaMu.' Pada saat membasuh wajah dia mengucapkan, 'Ya Allah jadikanlah wajahku putih pada hari di mana di situ terdapat wajah putih dan wajah hitam.' Pada saat membasuh kedua tangan, 'Ya Allah berikanlah buku catatan amalku dengan tangan kananku dan janganlah Engkau berikan buku catatan amalku kepadaku dengan tangan kiriku.' Pada saat membasuh kepala dia mengucapkan, 'Ya Allah haramkanlah rambut dan kulitku dari api neraka. Naungilah aku di bawah naunganMu pada hari di mana tiada naungan kecuali naunganMu.' Pada saat mengusap kedua telinga, 'Ya Allah jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mendengarkan ucapan lalu mengikuti yang terbaik.' Pada saat membasuh kedua kaki dia mengucapkan, 'Ya Allah teguhkanlah kedua telapak kakiku di atas shirath jembatan menuju surga'." Wallahu a'lam.

---

Celakalah Tumit Yang Tidak Terbasuh Air

Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu’anhuma, beliau berkata: Suatu saat kami menempuh perjalanan pulang bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Mekah menuju Madinah. Sampai akhirnya di tengah jalan kami tiba di sebuah lembah -yang terdapat mata air padanya-. Karena waktu ‘Ashar sudah hampir tiba sebagian orang bergegas mendahului rombongan lalu berwudhu dalam keadaan tergesa-gesa. Setibanya kami di sana, tampak bahwa tumit mereka tidak tersentuh oleh air -dalam riwayat Bukhari perawi berkata; kami hanya mengusap kaki kami-. Melihat hal itu maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi ‘alaihi wa sallam berteriak, “Celakalah tumit-tumit -yang tidak terbasuh air, pent- karena jilatan api neraka. Sempurnakanlah wudhu kalian.” Dalam riwayat Bukhari disebutkan bahwa perawi berkata, “Beliau -Nabi- mengulangi ucapannya itu dua atau tiga kali.” (HR. Bukhari dan Muslim)

---

Nama-nama Setan Dan Pekerjaannya

Khanzab adalah setan pengganggu orang salat. Walhan adalah setan yang menggoda orang yang berwudhu dan membisikinya. Dasim adalah setan yang mengganggu keluarga dan rumah. Abyadh, setan paling buruk dan kuat menggoda para nabi.

Nama-nama Setan

Mujahid berkata,"Di antara keturunan setan adalah Laqnis dan Walhan,keduanya menggoda orang yang bersuci dan sholat. Keduanya digelari dengan al-Hafaf dan Murrah. Zalanbur, Setan yang menggoda di pasar yang menghiasi hal yang sia-sia, sumpah, dusta dan memuji barang dagangannya. Bathar setan yang menggoda orang yang tertimpa musibah, membisikinya supaya mencakar wajah, memukul pipi, dan merobek kantong bajunya sendiri. Al-'Awar adalah setan penggoda orang yang berzina dengan menyebarkannya di kelamin laki-laki dan ketuaan pada perempuan."

Mathus, setan pemilik berita dusta yang disebarkan melalui mulut-mulut manusia yang tidak ada sumbernya. Dasim, yakni bila seorang memasuki rumah tanpa mengucapkan salam dan tidak mengingat Allah, maka dia dapat melihat harta kekayaan seseorang selama belum di angkat atau diperbaiki tempatnya. Bila seseorang makan dan tidak membaca basmallah, maka dia akan makan bersamanya.

Al 'Amasy berkata,"Ketika aku masuk ke dalam rumah dan tidak menyebut nama Allah SWT, serta tidak bersalam aku melihat api. Aku berkata,"Angkatlah, dan aku berbantahan dengannya. Kemudian aku ingat dan berkata, "Dasim, Dasim, Aku berlindung kepada Allah SWT darinya."

Ubay bin Kaab meriwayatkan dari Nabi SAW. Beliau bersabda,"Sesungguhnya wudhu itu ada setannya yang bernama Walhan. Maka takutlah kalian semua dari sifat was-was pada air."Diriwayatkan oleh Tirmidzi.

Muslim meriwayatkan dari Ustman bin Abi Al Ash. Dia berkata,"Ya Rosulullah, setan telah menghalangi antara diriku dan salatku dan tanda-tanda yang ia kenakan padaku." Rosulullah bersabda,'Itu adalah setan yang di sebut Khanzab. Maka bila engkau merasakannya, berlindunglah kepada Allah darinya, dan meludahlah ke sebelah kirimu tiga kali.' Maka aku melakukan itu dan Allah menghilangkannya dariku."

---

Sabda Rasulullah saw : “Shalatlah kalian sebagaimana kalian lihat aku melakukan shalat” (Shahih Bukhari)

---

Neraka diselimuti dengan syahwat (hal hal yang menyenangkan) Surga diselimuti dengan hal hal yang tidak disukai

---

Dari Abu Malik al-Asy'ari, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallambersabda, "Bersuci adalah sebagian dari iman."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut