02 Juli 2014

Pengajian Masjid Raya Bani Umar 1 Juli 2014 Muhammad Hamdi, Psi Pendidikan anak usia remaja

Event : Pengajian Masjid Raya Bani Umar
Tanggal : 1 Juli 2014
Pemateri : Muhammad Hamdi, Psi
Tema : Pendidikan anak usia remaja

Hati hati dengan kecenderungan perilaku yang mengarah pada gila

Di Jawa Barat pertumbuhan orang gilanya sudah mencapai angka 12 persen dari pertumbuhan orang gila nasional. Jika kira-kira penduduk kota Jawa Barat 20 juta orang, maka itu artinya 1 di antara 4 orang Jawa Barat mengalami gangguan jiwa

http://sosbud.kompasiana.com/2013/02/06/orang-gila-itu-tanggungan-siapa-pemkotkah-atau-negarakah--531236.html

---

Gila memiliki kecenderungan pengakibatkan penyakit keturunannya, Jadi ketika memilih pendamping hidup, perhatikan garis keturunannya, apakah ada yang memiliki penyakit gila/tidak

“(Orang-orang) menikahi perempuan itu dengan empat alasan:karena kekayaannya, keturunannya, kecantikannya, dank karena agamanya, maka ambillah perempuan yang berpegang teguh dengan agamanya niscaya kamu beruntung”. (HR Bukhori)

---

3 Hal penting dalam pendidikan anak remaja :

1. Kesholehan orang tua bisa menembus ruang waktu/Meninggalkan bekas perilaku kepada anaknya, meskipun orang tuanya tersebut mungkin sudah meninggal dunia

QS Al Kahfi : 81-82

Dan kami menghendaki, supaya Rabb mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anak itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya). Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Rabbmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanan itu, sebagai rahmat dari Rabbmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.

Ayat tersebut adalah kisah perjalanan Nabi Musa dan Nabi Khidir

---

Ayah Istimewa Mencetak Mentalitas Besar

Adalah Umar bin Abdul Aziz. Khalifah yang adil. Sosok reformis yang berhasil merekonstruksi peradaban Islam sesuai dengan konsep nubuwah. Seorang ulama’ dengan keilmuan yang mendalam dan matang. Figur ahli ilmu yang sangat menjaga etika berilmu. Pemimpin hebat yang mampu merubah wajah peradaban Islam dalam kurun yang cukup singkat; hanya 29 bulan saja. Begitulah tinta emas sejarah menulis prestasi dan kebesarannya.

Jika selama ini kita mengenal bahwa jumlah Khulafaur Rasyidin itu ada empat; Abu Bakar, Umar bin Khattab, Ustman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, maka Sufyan ats-Tsauri menyatakan bahwa Khulafaur Rasyidin itu ada lima, dengan menambahkan nama Umar bin Abdul Aziz disana.

Dalam tulisan bersambung ini kita akan memotret lebih spesifik dari sosok mulia Umar bin Abdul Aziz, yaitu sisi pendidikan keluarganya. Kalau kita sering membaca biografi dan kiprah beliau di ranah politik, maka kini saatnya kita membaca lebih dekat tentang kiprah beliau sebagai seorang ayah.

Kita akan belajar cara orang besar melahirkan anak-anak hebat, seperti Umar mendidik anak-anaknya. Meskipun ketujuh belas anak Umar (empat belas laki-laki dan tiga perempuan) tidak berkiprah di ranah politik seperti sang ayah, namun mereka semua terpandang hebat di masyarakatnya. Tentu Umar memiliki ramuan yang istimewa dalam hal ini. Dan pasti sangat menarik untuk dikaji.

Karena kebesaran dan kehebatan bukanlah sesuatu yang bisa diwariskan. Betapa tidak sedikit orang-orang besar yang melahirkan generasi kerdil. Oleh sebab itulah Allah SWT mengingatkan kita untuk berhati-hati dalam mendidik generasi.

Kerajaan, kekuasaan, perusahaan bisa saja diwariskan, namun belum tentu generasi yang mewarisinya mampu tampil dengan hebat dan tangguh seperti generasi sebelumnya. Masalahnya satu, kebesaran dan kehebatan itu adalah mentalitas, yang itu hanya bisa dimiliki oleh para generasi penerus jika ditanam dengan baik dalam diri mereka.

Tentu kita tahu bahwa singa memiliki cara istimewa dalam mewariskan kebesaran kepada keturunannya, yang itu sama sekali tidak pernah ditanamkan oleh himar (keledai) kepada anak-anaknya. Walhasil, mentalitas merekapun berbeda.

Menanamkan mentalitas yang kokoh. Beginilah ayah hebat mencetak generasi unggulan.

http://cahayasiroh.com/serial-buku/umar-bin-abdul-aziz-mendidik-anak/269-beginilah-umar-bin-abdul-aziz-mendidik-anak

---

Pada hari pengangkatan Al Manshur sebagai khalifah, Muqatil bin Sulaiman datang dan menghadapnya di istana. Al Manshur berkata kepada Muqatil, “Berilah aku nasehat, wahai Muqatil”.

Muqatil memberikan pilihan, “Nasehat dari apa yang aku dengar atau yang aku lihat?” Al Manshur menjawab, “Dari yang engkau lihat.” Muqatil berkata, “Wahai Amirul Mukminin, Umar bin Abdul Aziz memiliki sebelas anak.''

''Ketika wafat, beliau meninggalkan uang delapan belas dinar. Untuk membayar kain kafan lima dinar dan untuk tanah liang kuburnya empat dinar. Sisanya sembilan dinar diwariskan kepada ahli warisnya. Hisyam bin Abdul Malik, memiliki sebelas anak.''
''Ketika beliau wafat, warisan yang diperoleh oleh masing-masing anaknya satu juta dinar. Demi Allah, wahai Amirul Mukminin, pada suatu hari aku melihat salah seorang anak Umar bin Abdul Aziz bersedekah seratus ekor kuda untuk keperluan jihad fi sabilillah.''

''Dan pada hari yang sama, aku melihat salah seorang anak Hisyam bin Abdul Malik sedang meminta-minta di pasar. ”
Orang-orang bertanya kepada Umar bin Abdul Aziz menjelang wafatnya, " Apa yang engkau tinggalkan untuk anak-anakmu?"

Beliau menjawab, "Aku tinggalkan untuk mereka takwa kepada Allah. Jika mereka menjadi orang-orang yang shaleh maka Allah yang akan mengurus mereka, jika tidak menjadi orang-orang yang shaleh maka aku tidak akan menolong mereka untuk bermaksiat kepada Allah. "

Seorang tetangga menceritakan kisah di atas ketika penyusun berjumpa dengannya di sebuah Masjid. Beberapa hari kemudian penyusun berjumpa Doktor Muhammad Majdu' di masjid yang lain. Penyusun menceritakan lagi kisah di atas dan meminta beliau memberikan faidah.

Berikut ini beberapa faidah dari beliau: Pertama, takwa kepada Allah adalah sebaik-baik warisan orang tua untuk anaknya.
Allah berfirman yang artinya, “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka kuatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (Surat An Nisaa 9).

Kedua, meskipun seseorang telah memiliki kedudukan yang tinggi hendaknya selalu meminta nasehat dari ulama yang shaleh. Ketiga, nasehat praktis lebih berkesan di hati dibandingkan nasehat secara teoritis.

Keempat, keshalehan orang tua menjadi penyebab anak-anaknya mendapatkan perlindungan dari Allah. " …dan ayah mereka berdua seorang yang shaleh. …" (Surat Al Kahfi 82)

Kelima, keteladanan orang tua sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian yang baik bagi anak. Keenam, pentingnya sikap bijaksana dalam memberikan nasehat kepada manusia.

Ketujuh, memberikan contoh yang tepat sesuai dengan keadaan orang yang dinasehati. Kedelapan, kita ikut berdosa jika kita memberikan uang kepada seseorang dan kita tahu kemungkinan besar uang tersebut akan digunakan untuk maksiat kepada Allah.

Kesembilan, anak-anak merupakan amanat, kewajiban kita mendidik mereka dengan sebaik-baiknya. Allah berfirman yang artinya, "Wahai orang-orang yang beriman! Peliharah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu,…" (Surat At Tahrim 6)

Akhirnya kami berdoa, "Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami), dan jadikanlah kami sebagai teladan bagi orang-orang yang bertakwa." (Surat Al Furqaan 74)

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/13/11/28/mwy3y6-warisan-untuk-anak

---

Yuk, Ingatkan diri untuk berzakat

Direktur Pelaksana Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Teten Kustiawan menghimbau masyarakat untuk membayarkan zakat melalui amil atau pihak yang bertindak mengumpulkan zakat.

"Baznas menghimbau agar para pembayar zakat (muzakki) menyalurkan zakatnya melalui amil karena sesuai dengan syariah dan juga memberi ketenangan bagi dirinya sendiri," ujar Teten di Jakarta, Minggu.

Dia mengakui masyarakat Indonesia masih banyak yang enggan membayar zakat ke amil, dan memilih membayar zakat langsung kepada penerima zakat (mustahiq).

Padahal, sambung dia, pembayaran zakat melalui amil lebih bagus karena amil menyalurkan zakat tersebut dalam bentuk santunan dan pemberdayaan.

"Kalau memberi zakat langsung pada mustahiq jatuhnya hanya dalam bentuk santunan. Seharusnya santunan dan pemberdayaan harus paralel," tukas dia.

Zakat yang dikumpulkan oleh Baznas adalah zakat mal atau zakat harta. Sedangkat zakat fitrah, sambung dia, diserahkan pengelolaannya melalui masjid namun di bawah koordinasi Baznas daerah.

Pada 2013, Baznas menargetkan bisa mengumpulkan zakat sebanyak Rp 3 triliun. Berdasarkan penelitian Baznas, Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Bank Pembangunan Islam (IDB) potensi zakat nasional tahun 2011 adalah sebesar Rp 217 triliun.

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/wakaf/13/08/04/mqzt60-baznas-imbau-masyarakat-bayar-zakat-melalui-amil

---

2. Kalau ayah ibunya sukses, belum tentu anaknya sukses

Kisah mengenai Anas bin Malik

Beliau adalah Anas bin Malik bin Nadzor bin Dhomdom bin Zaid bin Harom bin Jundub bin Amir bin Ghanam bin Adi bin An Najjar, Abu Hamzah Al Ansori Al Khazraji. Dia termasuk kerabat Rasulullah SAW dari jalur istri. Ia juga muridnya, pengikutnya dan sahabat yang terakhir meninggal dunia.

Ia adalah pambantu Rasulullah SAW seorang yang banyak meriwayatkan hadits darinya.

Ibunya adalah Ummu Sulaim Malikah binti Milhan bin Kholid bin Zaid bin Harom, istri Abi Tholhah Zaid bin Sahl Al Ansori. Ketika Nabi SAW datang ke Madinah, Anas berumur 10 tahun. Dan ketika itu juga, ibunya datang kepada Nabi SAW dan berkata kepadanya: “Ini adalah Anas anak yang pandai yang akan menjadi pembantumu”. Maka nabi pun menerimanya.
Ibunya pun memohon kepada Rasulullah SAW untuk mendoakan Anas, maka Rasul pun berdoa untuknya,

“Ya Allah perbanyaklah anak dan hartanya, serta masukkanlah dia ke dalam surga” dalam riwayat lain, “Ya Allah perbanyaklah harta dan anaknya, panjangkanlah umurnya dan ampunilah dosanya”

Anas berkata, “Demi Allah hartaku sangat melimpah, sampai kurma dan anggurku berbuah dua kali dalam setahun. Jumlah anak-anak dan cucuku – cucuku mencapai seratus.” dalam riwayat lain seratus enam.

Dalam riwayat lain juga disebutkan dari anak perempuannya Aminah, mengabarkan tentang anak beliau yang mati dan dikuburkan saja itu mencapai 120 anak, selain cucunya, itu pada saat Hajjaj berkuasa di Basrah.

Abu Hurairah berkata, : “Saya tidak pernah melihat seorang sahabatpun yang mirip dengan sholatnya Rasulullah SAW selain daripada ibnu Ummu Sulaim (Anas bin Malik) .

Ibnu Sirin berkata, : “Anas adalah sahabat yang sholatnya paling bagus, baik di rumah maupun pada waktu safar.”

Al Hariri berkata : Anas mulai ihram dari Dzat Iraq, saya tidak mendengar sesuatupun darinya kecuali dzikir kepada Allah, sampai dia tahalul. Kemudian ia berkata padaku “Wahai keponakanku (ibn akhi) beginilah ihram.”

Ketika sakit, ditawarkan kepadanya agar didatangkan seorang dokter, tapi Anas malah menjawab ” Seorang dokter menyakitiku” dan dia memohon agar dia ditalkin ‘Laa ilaha illallh, karena dia (Malaikat) telah datang. Dia senantiasa mengatakannya, sampai Malaikat pencabut nyawa mencabut nyawanya. Di sisi dia ada tongkat kecil punya Rasulullah SAW yang kemudian dikubur bersamanya. Ketika wafat, beliau berumur 107 tahun.

http://buletinalhikmah.wordpress.com/2010/03/27/anas-bin-malik/

---

Kisah mengenai Khalid bin Walid

Saudaraku, siapa di antara kita yang tak mengenal Khalid bin Walid ra. Panglima besar kaum muslimin di masa Nabi saw dan dua khalifah sesudahnya; Abu Bakar dan Umar ra. Semua peperangan yang ia pimpin, dapat meraih kemenangan dengan izin Allah Swt. Segudang prestasi kepahlawanan mampu dia torehkan dalam hidupnya.

Di masa Umar ra, bahkan popularitas Khalid melebihi sang khalifah. Sehingga wajar jika seorang ibu yang sedang menimang-nimang anaknya ia berucap, “Jadilah kamu seperti Khalid.”

Umar ra melihat fenomena ini merupakan penyakit berbahaya yang harus segera diterapi. Tiada pengkultusan kepada seseorang sehebat apa pun dirinya. Sehingga di sebuah peperangan, Umar ra mencopot Khalid dari jabatan panglima perang dan menggantinya dengan Abu Ubaidah bin Jarrah. Hal ini dilakukannya untuk menyelamatkan umat agar tidak mengkultuskan Khalid. Tentu Umar tidak mengganti sosok Khalid dengan sahabat biasa. Tapi dia adalah sahabat yang luar biasa. Di mana Rasul saw pernah menggelarinya dengan “Aminu hadzihil ummah” kepercayaan umat ini.

Dan benarlah tak lama setelah itu Abu Ubaidah menjadi idola baru bagi umat. Semua peperangan yang dikendalikannya mengalami kemenangan besar.

Saudaraku,
Dalam bukunya “Tharaif wa mawaqif min at tarikh al Islami”, Hasan Zakaria Falaifil pernah menulis;
Khalid bin Walid ra wafat tahun 21 H, dalam usia kurang dari 55 tahun. Menjelang wafat ada hal yang merisaukan hatinya.

Apa yang merisaukannya saudaraku?
Ia terkenang dengan anak-anaknya yang berjumlah 40 orang yang tidak menemaninya kala itu. Seluruhnya menghadap Allah swt di masa hidupnya karena terjangkit penyakit kolera. Ia tidak melihat apapun di rumahnya, selain kudanya, budak laki-lakinya dan peralatan perangnya. Setelah mendengar kabar ini, Umar ra bertutur, “Sungguh ia benar-benar pejuang sejati yang menggetarkan musuh. Ia seorang panglima perang yang tangguh.”

Saudaraku..
Dalam hidup pasti kita pernah risau. Ada yang bernuansa positif dan tidak sedikit yang bermuatan negatif. Dan justru risau itu menandakan bahwa detak jatung kehidupan kita masih ada.

Apa yang dirasakan Khalid dari rasa sepi ditinggal pergi oleh orang-orang dekat; istri dan anak-anaknya merupakan bentuk risau yang positif. Terlebih detik-detik di ambang kematian, adalah satu keadaan yang sangat mendambakan kehadiran mereka. Juga terbayang di benak sahabat ini, setelah kepergiannya maka para kekasihnya tak dapat memandikan, menyalatkan jenazahnya dan memakamkannya.

Dan yang paling merisaukannya adalah bahwa cita-cita hidupnya meraih mati syahid di medan perang tak terwujud di alam realita.

Saudaraku..
Buah pelajaran yang dapat kita petik dari kisah ini adalah:
Risau yang memotivasi kita untuk selalu mengukir prestasi mulia di hadapan-Nya adalah warna risau yang terpuji. Kita risau dengan status belum terdaftar di KUA pada usia lebih dari 25 tahun, adalah risau yang positif. Karena hal itu akan memupuk semangat kita untuk menyempurnakan agama sesegera mungkin. Risau karena belum mampu menyelesaikan hafalan al Qur’an di usia 38 tahun. Itu juga merupakan warna risau yang mulia. Sebab ia dapat menjaga semangat agar tak luntur untuk menghafal kalamullah. Tapi jika kita risau lantaran gagal membangun menara bisnis, atau terjatuh dari puncak popularitas, atau cinta terhadap lawan jenis yang tak bersambut dan seterusnya yang menyebabkan kita meratap dan terpuruk dalam kesedihan yang berkepanjangan. Maka hal itu sudah barang tentu masuk dalam bab putus asa dari rahmat Allah Swt, yang merupakan bibit dari kekufuran.

Para sahabat, rata-rata memiliki banyak keturunan. Jika Khalid bin Walid ra memiliki 40 anak, maka Anas bin Malik lebih banyak dari itu. Disebutkan bahwa anak cucunya yang berkumpul saat khataman al Qur’an di rumahnya lebih dari 100 orang.

Anak adalah investasi bagi orang tua, baik di dunia maupun di akherat. Itu artinya semakin banyak kita memiliki keturunan, semakin banyak pula investasi kita. Terlebih Nabi saw pernah memberikan garansi, bahwa siapa yang memiliki tiga orang puteri. Ia berikan sandang, pangan dan mendidiknya dengan baik, maka ia akan terhalang dari sengatan api neraka, sebagaimana yang tersebut dalam riwayat Ibnu Majah. Maka sungguh ironi jika ada orang yang cukup dan bahkan bangga dapat membatasi anak keturunannya dengan dua anak saja.

Membiasakan diri untuk memberikan penghargaan, pujian, kesaksian yang baik terhadap orang yang shalih, menularkan keshalihan kepada orang lain, berjuang di jalan Allah dan berkiprah untuk melayani umat. Baik di masa hidupnya atau sepeninggalnya. Seperti perkataan Umar ra perihal Khalid bin Walid ra.

Memelihara kesehatan dan kebugaran tubuh agar tak terjangkit penyakit menular dan berbahaya semisal kolera dan seterusnya.

Bersilaturahim kepada orang-orang shalih, terutama generasi terbaik umat ini yakni para sahabat. Hal ini terwujud dengan menelusuri sirah mereka. Karena dengan membaca sirah mereka seolah-olah kita telah berkunjung dan bertatap muka dengan mereka.

http://styagreennotes.blogspot.com/2012/08/kerisauan-khalid-bin-walid-sebelum-wafat.html

---

Imam iman besar yang memiliki kemampuan menghafal hadist

Abu Zur’ah pernah ditanya, “Wahai Abu Zur’ah, siapakah yang lebih kuat hafalannya? Anda atau Imam Ahmad bin Hambal?” Beliau menjawab, “Ahmad”. Ia masih ditanya, “Bagaimana Anda tahu?” beliau menjawab, “Saya mendapati di bagian depan kitabnya tidak tercantum nama-nama perawi, karena beliau hafal nama-nama perawi tersebut, sedangkan saya tidak mampu melakukannya”. Abu Zur’ah mengatakan, “Imam Ahmad bin Hambal hafal satu juta hadits”.

http://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad_bin_Hanbal

---

Pendidikan anak usia remaja terdiri dari :

A. Pola asuh : cara ortu mendidik dan membesarkan anaknya

Contoh Pola asuh anak :

1. Pola Asuh Koersif : tertib tanpa kebebasan

Pola Asuh koersif hanya mengenal Hukuman dan Pujian dalam berinteraksi dengan anak. Pujian akan diberikan mana kala anak melakukan sesuai dengan keinginan orang tua. Sedangkan hukuman akan diberikan manakala anak tidak melakukan sesuai dengan keinginan orang tua.

Akibat penerapan pola asuh koersif ini akan muncul empat tujuan anak berperilaku negatif yakni :

Mencari perhatian, Unjuk kekuasaan , Pembalasan dan Penarikan diri.

Ketika seorang anak dipaksa untuk melakukan perbuatan yang sesuai dengan keinginan orang tua dan dengan cara yang dikehendaki olah orang tua maka anak akan kembali menuntut orang tuanya untuk memberikan perhatian atau pujian kepadanya. Sebaliknya jika anak tidak dapat memenuhi tuntutan orang tuanya maka dia akan merasa hidupnya tidak berharga maka dia akan menarik dirinya dari kehidupan.

Pada saat orang tua menghukum anak karena anak tidak mematuhi keinginannya maka anak akan belajar untuk mencari kekuasaan karena dia merasakan bahwa karena dia tidak memiliki kekuasaanlah dia jadi terhina, jika dia tidak mendapatkan kekuasaan tersebut maka dia akan menanti-nanti saat yang tepat baginya untuk membalasi semua perilaku tak enak yang dia terima selama ini.

Orang tua yang koersif beranggapan bahwa mereka dapat merubah perilaku anak yang tidak sesuai dengan nilai yang mereka anut dengan cara mencongkel perilaku itu lalu menggantikannya dengan perilaku yang mereka kehendaki tanpa memperdulikan perasaan anaknya.

2. Pola Asuh Permisif : bebas tanpa ketertiban.

Pola asuh ini muncul karena adanya kesenjangan atas pola asuh. Orang tua merasa bahwa pola asuh koersif tidak sesuai dengan kebutuhan fitrah manusia, sebagai pengambil keputusan yang aktif, penuh arti dan berorientasi pada tujuan dan memiliki derajat kebebasan untuk menentukan perilakunya sendiri. Namun disisi lain orang tua tidak tahu apa yang seharusnya dilakukan terhadap putra putir mereka, sehingga mereka menyerahkan begitu saja pengasuhan anak-anak mereka kepada masyarakat dan media masa yang ada. Sambil berharap suatu saat akan terjadi keajaiban yang datang untuk menyulap anak-anak mereka sehingga menjadi pribadi yang soleh dan sholehah.

Di satu sisi orang tua tidak tahu apa yang baik untuk anaknya, disisi yang lain anak menafsirkan ketidak berdayaan orang tua mereka dengan "orang tua tidak punya pengharapan terhadap mereka."

Akibatnya anak akan terjebak kepada gaya hidup yang serba boleh persis tepat dan sesuai dengan pola yang berlaku pada masyarakat tempat dia dibesarkan saat ini. Di satu sisi orang tua akan selalu menanggung semua akibat perilaku anaknya tanpa mereka sendiri menyadari hal ini.

3. Pola Asuh Dialogis : tertib dengan kebebasan.

Pola Asuh ini datang sebagai jawaban atas ketiadaannya pola asuh yang sesuai dengan fitrah penciptaan manusia . Dia merupakan pola asuh yang diwajibkan oleh Allah swt terhadap para utusannya. Berpijak kepada dorongan dan konsekuensi dalam membangun dan memelihara fitrah anak. orang tua menyadari bahwa anak adalah amanah Allah swt pada mereka dia merupakan makhluk yang aktif dan dinamis. Aktivitas mereka bertujuan agar mereka dapat diakui keberadaannya, diterima kontribusinya dan dicintai dan dimiliki oleh keluarganya.

Dalam memperbaiki kesalahan ,anak orang tua menyadari bahwa kesalah itu muncul karena mereka belum trampil dalam melakukan kebaikan, sehingga mereka akan mencoba untuk membangun ketrampilan tersebut dengan berpijak kepada kelebihan yang anak miliki, lalu mencoba untuk memperkecil hambatan yang mebuat anak berkecil hati untuk memulai kegiatan yang akan menghantarkan mereka kepada kebaikan tersebut. Lalu juga orang tua akan berusaha menerima keadaan anak apa adanya tanpa membanding-bandingkan mereka dengan orang lain atau bahkan saudara kandung mereka sendiri, atau teman bermainnya.

Orang tua akan membiasakan diri berdialog dengan anak dalam menemani pertumbuh -kembangan anak mereka. setiap kali ada persoalan anak dilatih untuk mencari akar persoalan, lalu diarahkan untuk ikut menyelesaikan secara bersama.

Dengan demikian anak akan merasakan bahwa hidupnya penuh arti sehingga dengan lapang dada dia akan merujuk kepada orang tuanya jika dia mempunyai persoalan dalam kehidupannya. Yang berarti pula orang tua dapat ikut bersama anak untuk mengantisipasi bahaya yang mengintai kehidupan anak-anak setiap saat.

Selain itu orang tua yang dialogis akan mebrusaha mengajak anak agar terbiasa menerima konsekuensi secara logis dalam setiap tindakannya. sehingga anak akan menghindari keburukan karena dia sendiri merasakan akibat perbuatan buruk itu, bukan karena desakan dari orang tuanya.

---

Hati hati, jika ada orang yang kecanduan heroin, harapan sembuhnya hanya 3 %, sedangkan 97% nya :
1. Meninggal
2. Hidup dlm keadaan ketergantungan

---

Jika ada anak yang kecanduan narkoba, bisa mencari pengobatan metode alternatif, Contoh pengobatan alternatif yang tidak menggunakan "jin"

1. Abah Anom, Suryalaya Tasikmalaya
2. Kasman Suja'i, Bekasi

---

B. Figur / Contoh / Kudwah

Buah Apel Jatuh Tidak Jauh dari Pohonnya, Jadi apa yang dilakukan oleh orang tua cenderung ditiru oleh anaknya. Jangan menjadi Ortu yang kontradiktif dalam menjalankan contoh perilaku di dalam rumah, harus konsisten melaksanakan aturan. contoh : Nonton tv hanya boleh maksimal 1 jam

C. Sistem/ aturan / nilai/ norma

Masih ingat dengan Maria Eva ? Masih ingat dengan Aa Gym ketika beliau menikah lagi ? Nah, waktu itu, sebagian masyarakat justru memuja muja Maria eva karena dianggap membuat populer tanah kelahirannya, perbuatannya yang asusila dianggap sebagai suatu kewajaran. Berbeda dengan Aa Gym, beliau menjalankan syariat agama namun justru dihujat oleh sebagian masyarakat, bahkan memboikot. Nah, Inilah, yang salah dilihat benar, tapi justru yang benar dilihat salah

---

Apa yang menyebabkan kenalakan remaja ? Karena anak tersebut :
1. Miskin nilai agama
2. Miskin komunikasi antara anak dan orang tua

---

Pengertian beberapa penyakit kejiwaan :

1. Bipolar : Bipolar disorder adalah jenis penyakit psikologi, ditandai dengan perubahan mood (alam perasaan) yang sangat ekstrim, yaitu berupa depresi dan mania.

http://id.wikipedia.org/wiki/Gangguan_bipolar

---

2. Skizofrenia : adalah kelainan mental yang ditandai oleh gangguan proses berpikir dan respon emosi yang lemah.[1] Keadaan ini pada umumnya dimanifestasikan dalam bentuk halusinasi pendengaran, paranoid atau waham yang ganjil, atau cara berbicara dan berpikir yang kacau, dan disertai dengan disfungsi sosial dan pekerjaan yang signifikan

---

Manfaat tertawa bagi tubuh kita

Tertawa bukan hanya bisa membuat perasaan kita senang tetapi juga bagus untuk kesehatan kita, Stereoholics. Berikut ini manfaat-manfaat tertawa yang dirangkum dari berbagai sumber.

1. Merilekskan saraf dan otak
Tawa bisa memberikan efek anti-stress selama 30 - 45 menit pada tubuh, otak, dan sistem saraf manusia. Tawa akan memicu hormon anti stres dan anti-depresi seperti cortisol dan endorphin sehingga membantu sistem saraf menjadi rileks dan tenang.

2. Meningkatkan Sistem imun
Dr Lee Berk dari Loma Linda University, Amerika Serikat menemukan fakta bahwa setelah ketawa sistem imun atau antibodi dalam tubuh kita meningkat, sehingga bisa membantu melawan penyakit.

3. Membantu mengurangi Rasa Sakit
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rosemary Cogan dari Texas Tech University, Amerika Serikat, ketawa bisa mengurangi rasa nyeri dan sakit. Tawa yang sepenuh hati membuat otot jantung dan paru-paru bekerja keras dan menghasilkan hormon endorfin yang meredakan rasa sakit. Ketika tingkat hormon endorfin naik, seseorang merasa lebih kebal terhadap rasa sakit.

4. Membantu Penyembuhan Diabetes
Tertawa juga memiliki manfaat yang hebat bagi yang memiliki penyakit diabetes dan tekanan darah tinggi. Penelitian mengungkap bahwa tawa bisa membantu pasien diabetes dan hipertensi menjadi lebih sehat. Obat-obatan yang dipadukan dengan terapi tertawa bisa memberikan hasil yang lebih maksimal terhadap pasien diabetes dan hipertensi.

5. Tertawa bisa membantu membakar kalori
Tertawa bahkan bisa membantu kita dalam megelola kebugaran tubuh. Peneliti, Maciej S. Buchowski dari Universitas Vanderbilt, Amerika Serikat mengungkapkan , tertawa lepas akan menigkatkan denyut jantung dan bisa membakar sekitar 10-40 kalori dalam 15 menit.

6. Membantu Calon Ibu & Tumbuh Kembang Janin
Dr Shilpa Apte dari Appolo Cradle juga mengungkap efek tawa pada calon ibu dan janin dalam kandungannya. Tawa yang dialami ibu bisa memberikan efek yang positif pada bayi yang dikandungnya. Ketika ibu bahagia dan sering tertawa, maka tingkat stres yang dirasakan calon ibu juga menurun. Dengan begitu, hal ini akan membantu pertumbuhan bayi dalam kandungannya. Kebanyakan pertumbuhan bayi terhambat jika ibu mengalami stres saat hamil.

7. Tertawa Bisa Membuat Awet Muda
Tertawa bisa membuat kita awet muda, lho. Hal ini dikemukakan oleh Prof. Dr. Lucille Namehow, pakar masalah penuaan di Connecticut, Amerika Serikat. Orang yang selalu terkungkung dalam situasi tegang pada umumnya lebih mudah stres. Stres yang terjadi akan memicu keluarnya hormon yang disebut dengan kortisol. Hormon kortisol yang berlebihan akibat stres yang berlarut-larut bisa menyebabkan darah tinggi, gula darah tinggi, menurunnya sistem kekebalan tubuh dll. Ada lagi hormon yang dikeluarkan ketika stres, yaitu Norephnephryne yang akan membuat orang yang stres menjadi sulit tidur. Beberapa akibat stres diatas pada akhirnya bisa membuat kita menjadi lebih cepat terlihat tua, dan dengan uban yang lebih cepat tumbuh. Jadi, kebiasaan tertawa yang sehat bisa melepaskan kita dari stres, yang pada akhirnya akan menjaga kita awet muda.

http://www.stereodesserts.web.id/Blog

---

Perilaku mendorong stress :

1. Sangat pendiam
2. Kurang gaul
3. Ada masalah diselesaikan sendiri

---

Hadist riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam sebagai orang yang jujur dan dipercaya bercerita kepada kami:

Sesungguhnya setiap individu kamu mengalami proses penciptaan dalam perut ibunya selama empat puluh hari (sebagai nutfah).

Kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula. Selanjutnya Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh ke dalamnya dan diperintahkan untuk menulis empat perkara yaitu: menentukan rezekinya, ajalnya, amalnya serta apakah ia sebagai orang yang sengsara ataukah orang yang bahagia.

Demi Zat yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya salah seorang dari kamu telah melakukan amalan penghuni surga sampai ketika jarak antara dia dan surga tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului takdir sehingga ia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah ia ke dalam neraka.

Dan sesungguhnya salah seorang di antara kamu telah melakukan perbuatan ahli neraka sampai ketika jarak antara dia dan neraka tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului takdir sehingga dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga.

http://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/antara-rezeki-jodoh-dan-ajal.htm#.U7Njh3WSziw

---

Bagaimana menjauhkan anak remaja dari perilaku menyimpang ?

1. Ajarkan kata "Tidak" kepada anak tersebut terhadap ajakan teman/orang lain yang menyimpang
2. Kenalkan dengan kosekuensi negatif jika melakukan hal hal yang menyimpang
3. Bekali pemahaman agama yang baik
4. Banyak berdoa kepada Allah agar anak kita sholeh/sholehah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut