28 Desember 2010

Kajian Asma'ul Husna di MQ Masjid Baitul Ihsan Bank Indonesia Tanggal 27 Desember 2010

Event : Kajian Asma'ul Husna di MQ Masjid Baitul Ihsan Bank Indonesia
Tanggal : 27 Desember 2010
Pembicara : KH Abdullah Gymnastiar (Aa' Gym)
Tema: Al Hayyu

Di antara Al-Asma’ul Husna adalah Al-Hayyu, Yang Maha Hidup.

Disebut di dalam Al Quran sebanyak 19 kali. yang mensifati manusia 14 kali, yang mensifati Allah 5 kali.

Nama Allah Al-Hayyu ini telah disebutkan dalam beberapa ayat di antaranya:

Qs Al Baqarah : 255

Allah, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Qs Ali Imran: 2

Allah, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya.

Qs Al-Furqan: 58

Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya.

Qs Ghafir: 65

Dialah yang hidup kekal, tiada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia; maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadah kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.

Allah Tuhan Yang Maha Hidup setiap yang hidup adalah mahlukmu, hanya milik MU lah kekekalan abadi dan keesaan.

Allah hidup dengan sempurna dan senantiasa hidup, juga dialah sumber kehidupan dari segala yang hidup. Kecuali Allah, kehidupan segala mahluk memiliki batasan-batasan. Allah yang Maha Tinggi memberikan kehidupan memberikan berbagai tingkat kehidupan kepada mahluk-mahluk NYA.

Ya Allah curahkanlah kepada kami cahaya yang Maha hidup. Kami mohon anugerahkanlah kami agar dapat jalan hidup sebagai syahid sehingga dapat menggapai derajat orang yang bahagia, sesungguh nya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Ciri adanya kehidupan :

1. memiliki pengetahuan

2. memiliki kepekaan

3. memiliki kepedulian

Fase dalam kehidupan manusia mengalami route perjalanan panjang mulai Alam Ruh, Alam Rahim, Alam Dunia memasuki Alam Akhirat (Alam Pembalasan). Fase dalam kehidupan Alam Akherat-pun justru panjang masaanya, dimana saat manusia mati akan menempuh perjalanan menuju Alam Barzah, Qiyamat, Kebangkitan, Padang Mahsyar, Hisab, Mizan hingga masuk Neraka atau/dan Syorga.

Ada 3 hal yang ditutup Allah, fungsinya untuk kebaikan kita sendiri yaitu :

1. Kulit, alangkah mengerikannya jika daging kita tidak terbungkus oleh kulit

2. Pikiran dan hati, alangkah mengerikannya jika pikiran dan hati kita bisa diketahui orang lain

3. Aib, alangkah mengerikannya jika aib kita diketahui orang lain, bisa jadi orang tidak mau bergaul dengan kita

Karena kebutuhan manusia itu sendiri yang membuat manusia membutuhkan Allah, dengan cara apa ? Mendekatkan diri kepadaNya (Taqarrub Ilallah)

Taqarrub ilallah ialah salah satu ikhtiar yang dilakukan oleh manusia sebagai hamba Allah untuk mendekatkan dirinya pada Allah. Sarana taqarrub ilallah ini adalah sangat bervariasi, yaitu berbagai macam sarana dalam rangka melakukan apa yang Allah perintahkan dan menjauhi apa yang Allah larang. Contoh , sholat, puasa, zakat, haji, dzikir, muhasabah (evaluasi diri) , membaca Al-qur’an, dan lain sebagainya. Dengan taqarrub ilallah ini, diharapkan kita menjadi lebih dekat kepada Allah, dan merasakan lezatnya iman yang Allah janjikan kepada hamba-hamba-Nya yang senantiasa mendekatkan diri kepada yang cinta sejatinya, yaitu Allah Ta’ala.

Dekat kepada Allah tidak membuat kita terbebas dari ujian Allah, justru disitulah Allah akan menilai keimanan kita, apakah kita ridho dan ikhlas dengan ujiannya ?

Qs Al Baqarah : 155

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,

Qs Al An'am : 17

Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.

Qs At Tagabun : 11

Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Qs At Tagabun : 15-16

Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu); dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.

Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Rasulullah SAW telah menginformasikan kepada kita bahwa ujian terberat adalah yang menimpa para-nabi serta generasi semisal berikutnya. Maka siapa saja yang bersabar dalam medan ujian, maka ia akan menerima pujian dan rahmat dari Allah dan akan mendapat berita gembira tentang pahala yang ia terima kelak di hari kiamat

Hati orang yang beriman itu tenang ketika menghadapi ujian Allah dan pahalanya adalah keindakan akhirat

Qs At Taubah : 26

Kemudian Allah memberi ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah telah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang-orang yang kafir, dan demikian pembalasan kepada orang-orang yang kafir.

Qs An Nahl : 30

Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertaqwa: Apakah yang telah diturunkan oleh Rabbmu Mereka menjawab: (Allah telah menurunkan) kebaikan. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertaqwa,

Rasulullah Sallallahu Alayhi Wasallam Pernah Berpesan Ke Abdullah Bin Umar Radiyallahu Anhuma Sambil Memangang Pundak Iparnya Ini : Jadilah engkau didunia ini seperti orang asing atau bahkan seperti orang yang sekedar lewat (musafir) . (HR. Al- Bukhari)

Ibnu Baththal Rahimahullah Menjelaskan berkenaan dengan hadist Ibnu Umar diatas ” dalam hadist ini terdapat isyarat untuk mengutamakan sifat zuhud dalam kehidupan dunia dan mengambil perbekalan secukupnya sebagaimana musafir tidak membutuhkan bekal lebih daripada apa yang dapat mengantarkannya sampai ke tujuan, demikian pula seorang mu’min. Di dunia ini ia tidak butuh lebih dari pada apa yang dapat menyampaikannya ke tempat akhirat.

Al – Imam An – Nawawi Rahimahullah Berkata memberikan penjelasan terhadap hadist ini ” Janganlah engkau condong kepada dunia, jangan engakau jadikan dunia sebagai tanah air (tempat menetap), dan jangan pula pernah terbetik di jiwamu untuk hidup kekal di dalamnya, jangan engkau terpaut kepada dunia kecuali sekedar terkaitnya seorang asing pada selain tanah airnya, dimana dia ingin segera tinggalkan negeri asing tersebut guna kembali kepada keluarganya .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut