28 Februari 2011

Kuliah Ahad Dhuha Masjid Raya Bani Umar Tanggal 27 Februari 2011

Event : Kuliah Ahad Dhuha Masjid Raya Bani Umar
Tanggal : 27 Februari 2011
Pembicara : Dr Ir H Nana Rukmana DW, MA
Tema : Kajian Akhlaq Rasulullah

Mengapa harus membahas akhlaq ?

1. Filosofi seluruh ajaran islam : akhlaq mulia

2. Solusi bagi seluruh persoalan kehidupan manusia :

a. Kepemimpinan

b. kekerasan

c. pelecehan seksual

d. Pronografi

e. Korupsi

Inti ajaran islam : Akidah

1. Syariah

a. Mu'amalah :

* Hukum Perdata

* Hukum niaga

* Hukum nikah

* Hukum Publik

* Hukum negara

b. Ibadah

2. Akhlaq

a. terhadap sang Khaliq : Habluminallah

b. terhadap makhluk

* Manusia : Habluminannas

- Individu

- Keluarga

- Masyarakat

* Flora Fauna

Terwujudlah life excelent

Qs Al A'raf : 56

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.

---

Hadist :

Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus utk menyempurnakan akhlak yg mulia. {HR. Al Bazzaar}

Qs Al Ahzab : 21

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

---

Dari Abu Sa’id AlKhudri Radhiyallahu Ta’ala ‘anhu berkata: Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam: Keimanan yang paling sempurna, yang ada pada seorang mukmin adalah mereka yang paling bagus akhlaqnya, yang membuat nyaman orang-orang yang berada di sekelilingnya, yaitu orang-orang yang mampu melunakkan (mengendalikan) dan bisa dilunakkan orang lain. Dan tidaklah ada kebaikan bagi orang-orang yang tidak mampu melunakkan dan dilunakkan orang lain (Dikeluarkan oleh Thabraani)

---

"Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku (Muhammad) adalah yang terbaik terhadap keluargaku..." (HR. At Tirmidzi)

---

Tujuan mempelajari akhlaq Rasulullah :

1. Membentuk pribadi yang tekun beribadah (Habluminallah)

2. Berakhlaq mulia terhadap sesama manusia (Habluminannas)

3. Berakhlaq mulia terhadap flora dan fauna

Qs Al Anbiya : 107

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.

---

Qs Al Qolam : 4

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

---

Dari Hadist yang diriwayatkan Aisyah binti Abu Bakar bahwa akhlak Nabi adalah al-Quran dan Nabi adalah al-Quran yang berjalan. Artinya, sosok Nabi Muhammad saw beserta tingkah laku, petuah, perintah, dan larangannya merupakan realisasi dari wahyu. Karena itu, Nabi Muhammad saw dan al-Quran adalah satu-kesatuan dari nubuwwah yang mestinya diterima secara lapang dada.

---

Akhlaq Rasulullah :

Keluhuran hati dan jiwa, jujur, tidak suka segala bentuk penindasan dan kekerasan, pemaaf, penuh kasih sayang dan dapat dipercaya.

Rasulullah memperoleh gelar Al-Amin yang artinya "orang yang dapat dipercaya".

---

Ciri orang yang tawadhu :

1. Mau bersilahturahim dengan siapapun tanpa membedakan usia, agama, kedudukan, harta

2. Mau menerima kebenaran dari siapapun termasuk dari orang yang lebih rendah kedudukannya

3. Menghargai prestasi orang lain sekecil apapun itu

---

Qs Al Ahzab : 40

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

---

Qs Al Fath : 29

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka: kamu lihat mereka ruku dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mumin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.

---

Rasulullah teguh pendirian dalam menegakkan kebenaran : Punya kepribadian yang kuat untuk tetap mempertahankan kebenaran yang telah diyakininya, apapun rintangan dan tantangan yang menghadangnya bahkan kematian sekalipun. Beliau tidak pernah melanggar peraturan ataupun perjanjian yang telah menjadi kesepakatan. Beliau tidak pernah menyalahi apa yang telah dikatakannya.

Taqwa :

1. Meyakini kebenaran islam : akidah

Qs Al Kafirun : 1-6

Katakanlah: Hai orang-orang kafir!

aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah

Dan kamu bukan penyembah Ilah yang aku sembah

Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah

dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Ilah yang aku sembah

Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku

---

2. Mengilmui

Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah). (HR. Ibnu Majah)

3. Mengamalkan

4. Mendakwahkan

5. Sabar

Qs Al Ashr : 3

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.

---

Rasulullah sangat mencintai orang lain :

Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal rasa saling mencintai, saling mengasihi, saling berkasih sayang adalah seperti satu tubuh yang ketika satu anggota tubuh itu ada yang mengeluh, maka seluruh tubuh meraa mengaduh dengan terus jaga tidak bias tidur dan merasa panas. (HR. Muslim).

---

Lelaki adalah pemimpin dari wanita

Qs An Nisa : 34

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka Wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

---

Syarat menjadi Imam :

1. Muslim.

2. Akil. Orang gila dan tidak waras tidak syah bila menjadi imam.

3. Baligh. Jumhur ulama termasuk di antaranya Al-Hanafiyah, Al-Malikiyah dan Al-Hanabilah sepakat bahwa anak kecil yang belum baligh tidaksyah bila menjadi imam shalat fardhu di depan jamaah yang sudah baligh. Hal itu berdasarkan hadits Nabi SAW. "Janganlah kalian jadikan anak kecil sebagai imam shalat." Namun bila shalat itu hanyalah shalat sunnah seperti tarawih, bolehlah anak kecil yang baru mumayyiz tapi belum baligh untuk menjadi imam shalat tersebut. Kecuali pendapat terpilih dari kalangan Al-Hanafiyah yang bersikeras tentang tidak syahnya anak kecil yang belum baligh untuk menjadi imam dalam shalat apapun.

4. Laki-laki. Seorang wanita tidak syah bila menjadi imam shalat buat laki-laki menurut jumhurul ulama. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Dan tempatkan mereka di belakang sebagaimana Allah SWT menempatkan mereka." Dan juga berdasarkan hadits dari Jabir yang hukumnya marfu', "Janganlah seorang wanita menjadi imam buat laki-laki."

5. Mampu membaca Al-Quran dengan fasih. Syarat ini berlaku manakala ada di antara makmum yang fasih membaca Al-Quran. Maka seharusnya yang menjadi imam adalah orang yang paling baik bacaannya. Sebab imam itu harus menanggung bacaan dari para makmum, sehingga bila bacaan imam rusak atau cacat, maka cacatlah seluruhnya.

6. Selamat dari Uzur. Seperti luka yang darahnya masih mengalir, atau penyakit mudah keluar kencing (salasil baul), mudah buang angin (kentut). Sebab orang yang menderita hal-hal seperti di atas pada hakikatnya tidak memenuhi syarat suci dari hadats kecuali karena ada sifat kedaruratan saja. Ini adalah pendapat dari kalangan Al-Hanafiyah dan Al-Hanabilah serta sebagian dari riwayat As-syafi'iyah. Adapun mazhab Al-Malikiyah dan sebagian riwayat dari As-syafi'iyah tidak menjadikan masalah ini sebagai syarat bagi seorang imam shalat.

7. Mampu melaksanakan rukun-rukun shalat dengan sempurna. Seseorang yang tidak mampu shalat dengan berdiri, dia boleh shalat sambil duduk, namun tidak syah bila menjadi imam untuk makmum yang shalat sambil berdiri karena mampu. Ini adalah pendapat jumhur ulama kecuali As-syafi'iyah.

8. Selamat dari kehilangan satu syarat dari syarat-syarat shalat. Misalnya kesucian dari hadats dan khabats. Maka tidak syah shalat seorang makmum yang melihat bahwa imamnya batal atau terkena najis saat menjadi imam. Apa yang kami sebutkan di atas adalah syarat minimal yang harus ada untuk seorang imam shalat jamaah

---

Aurat Wanita :

Qs Al Ahzab : 59

Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mumin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

---

Qs An Nur : 31

Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut