06 Agustus 2012

Santunan anak yatim dan dhuafa Masjid Raya Bani Umar Tanggal : 5 Agustus 2012

Event : Santunan anak yatim dan dhuafa Masjid Raya Bani Umar
Tema : -
Tanggal : 5 Agustus 2012
Pembicara : Ustadz Tashil Amani

Sambutan + kutipan ayat

Qs Al Hujurat : 13

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal

---

Lagu : Nikmat Illahi

Siang bermatahari
Malam berbulan bintang
Itu semua patut disyukuri
Nikmat Illahi

Laut banyak ikannya
Sawah banyak padinya
Itu semua patut disyukuri
Nikmat Illahi

---

Sebelum tausiyah, ayo :

1. Duduk yang baik
2. Diam
3. Dengarkan

---

Kisah Bocah dalam Gendongan yang Berbicara Memohon kepada Allah Agar Tidak Menjadikannya Seperti Orang yang Sombong

Pengantar

Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam menyatakan bahwa ada tiga bayi yang bisa berbicara sepanjang sejarah manusia. Yang pertama adalah Isa Alaihis Salam. Kisahnya disebutkan di dalam Al-Qur’an. Yang kedua adalah bayi Juraij dan kisahnya akan dijelaskan kemudian, dan yang ketiga adalah bayi yang menyelisihi harapan ibunya.

Teks Hadis

Bukhari meriwayatkan dalam Shahih-nya dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu Alahi wa Sallam beliau bersabda, “Di kalangan Bani Israil terdapat seorang wanita yang menyusui putranya. Lalu seorang laki-laki berkendara dan berpenampilan menawan melewatinya. Wanita itu berkata, ‘Ya Allah, jadikanlah anakku seperti orang ini.’ Anak yang disusuinya itu meninggalkan susunya dan memandang laki-laki si pengendara dan berkata, ‘Ya Allah, janganlah Engkau menjadikanku sepertinya.’ Kemudian dia meneruskan mengisap susunya.” Abu Hurairah berkata, “Seolah-olah aku melihat Nabi mengisap jarinya.”

“Selanjutnya seorang hamba wanita melewatinya. Ibu berkata, ‘Ya Allah jangan jadikan anakku sepertinya.’ Anak itu meninggalkan susunya dan berkata, ‘Ya Allah, jadikan aku sepertinya.’ Wanita itu bertanya, ‘Mengapa begitu?’ Dia menjawab, ‘Pengendara itu adalah salah seorang yang sombong, sementara hamba sahaya wanita itu dituduh berzina dan mencuri, padahal dia tidak melakukannya.’”

Teks hadis dalam riwayat Muslim, “Manakala seorang bayi sedang menyusu dari ibunya, seorang pengendara dengan penampilan menarik lewat dengan kendaraan yang mewah. Ibunya berkata, ‘Ya Allah jadikanlah anakku seperti orang ini.’ Lalu anaknya meninggalkan puting susu ibunya, memandang laki-laki pengendara itu dan berkata, ‘Ya Allah jangan jadikan aku sepertinya.’ Kemudian dia kembali kepada susunya dan meneruskan menyusu.” Abu Hurairah berkata, “Seolah-olah aku melihat Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam sementara beliau menceritakan bagaimana anak itu menyusu dengan jari telunjuknya di mulutnya, maka beliau mengisapnya.” Nabi Shallallahu Alahi wa Sallam bersabda, “Lalu mereka melewati seorang hamba sahaya yang dipukuli oleh orang-orang. Mereka berkata kepadanya, ‘Kamu telah berzina dan mencuri.’ Sementara hamba sahaya itu menjawab, ‘Cukuplah Allah sebagai penolongku dan Dia adalah sebaik-baik pelindung.’ Ibu itu berkata, ‘Ya Allah, jangan jadikan anakku sepertinya.’ Lalu si anak meninggalkan susunya dan melihat hamba sahaya itu dan berkata, ‘Ya Allah, jadikanlah aku seperti dia.’”

Pada saat itulah terjadi perbincangan antara ibu dengan bayi yang disusuinya. Ibunya berkata, “Semoga lehermu sakit. Telah lewat seorang laki-laki dengan penampilan menarik dan aku berkata,’Ya Allah jadikanlah anakku sepertinya,’ tapi kamu berkata, ‘Ya Allah jangan jadikan diriku sepertinya.’ Lalu lewatlah seorang hamba sahaya wanita yang dipukuli dan mereka berkata kepadanya, ‘Kamu telah berzina dan mencuri.’ Lalu aku berkata, ‘Jangan jadikan anakku sepertinya.’ Dan kamu berkata, ‘Ya Allah, jadikanlah diriku seperti dia.’ Anaknya menjawab, ‘Laki-laki itu adalah laki-laki yang sombong,’ maka aku berkata, ‘Ya Allah jangan jadikan aku sepertinya.’ Dan sesungguhnya wanita yang mereka tuduh berzina dan mencuri, sebenarnya dia tidak berzina dan mencuri. Maka aku berkata, ‘Ya Allah jadikanlah aku sepertinya.’”

Pelajaran-Pelajaran dan Faedah-Faedah Hadis

1. Manusia terkadang meminta sesuatu yang justru merugikan dirinya dan berlari dari sesuatu yang baik baginya. Ibu ini memohon agar anaknya menjadi seperti laki-laki kafir lagi sombong, sementara dia tidak menyadari bahwa hal itu berarti mencelakakan anaknya. Wanita itu memohon agar anaknya tidak seperti wanita shalihah tersebut, padahal kebaikan menuntut seperti wanita itu dalam keshalihan dan ketakwaanya, walaupun dia dituduh telah melakukan sesuatu secara dusta dan palsu.

2. Hendaknya para dai menggunakan sarana pembelajaran untuk menjelaskan, menerangkan dan memantapkan ilmu di dalam jiwa sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah ketika beliau meletakkan jarinya di mulutnya untuk menceritakan bagaimana anak itu menyusu dari ibunya. Hal ini banyak ditemukan di dalam hadis-hadis yang mulia. Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam telah menjelaskan firman Allah, “Dan bahwa kami perintahkan ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah ia dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain, karena jalan-jalan itu menceraiberaikan kamu dari jalannya.” (Al An’am: 153). Nabi membuat garis di atas pasir seraya bersabda, “Inilah jalan yang lurus.” Beliau juga meletakkan garis-garis di kanan dan kirinya dan berkata, “Inilah jalan-jalan yang di masing-masing jalan terdapat setan penyeru.”

3. Allah menjadikan di setiap zaman, ayat-ayat yang menunjukkan kebesaran-Nya dan dengannya Dia diketahui. Muncul nilai-nilai yang dicintai oleh Allah dan nilai-nilai yang dibenci oleh Allah; di antaranya adalah ucapan bayi ini, ketidakrealaannya terhadap keadaan laki-laki yang sombong tersebut, dan kerelaannya terhadap dirinya agar bisa seperti hamba sahaya wanita itu.

Sumber: Buku “Ensklopedia Kisah Shahih Sepanjang Masa”, DR. Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar, Pustaka Yassir

---

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, ”Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian”.

---

Hadits Nabi Saw tentang empat golongan yang di rindukan surga. Pertama, tahlil Quran, yaitu orang yang gemar membaca Al-Quran. “Barangsiapa yang melangkahkan kaki untuk mencari ilmu, maka itu sama menuju surga. Orang yang terbata-bata membaca Al-Quran serta bersusah-payah (mempelajarinya), maka baginya pahala dua kali” (HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud). Kedua, wahaafizhullisan, orang yang bisa menjaga lisan. “Dalam hadits disebutkan, di akhirat nanti ada orang yang bangkrut, yaitu mereka yang membawa pahala haji, shalat, zakat, dan ibadah lainnya, tetapi semua amalanya habis karena lisanya waktu di dunia suka ngerumpi, ngomongin kejelekan orang, menyakiti teman, dan lain-lain,” Ketiga, wamut imul jii’an, orang yang gemar amal jariyah atau senang bersedekah. Keempat, wa shaima ramadhan, orang yang berpuasa di bulan Ramadhan.

---

1 komentar:

  1. Lebih dahsyat ya jeng Nining, kisah apik disampaikan dg ∕̴Ɩsỳΐΐк•̸Ϟ•̸ oleh Ðα'ΐ‎∕̴Ɩsyΐΐк" shgg anak2 n yg hadir mengikuti dg jiwa terusik, kisah yg dahsyat !

    Salam .‎​∕̴Ɩsỳΐΐк•̸
    mobile : +62281314113960
    email : tashil@dai-asyiik.com
    twitter : @dai_asyiik
    fb : Tashil 'Da'i Asyiik' Amani
    bb: 2984EE80

    BalasHapus

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut