30 Agustus 2012

Pengajian Khoirotunnisa Puri Bintaro Tema : Makna Halal Bi Halal

Event : Pengajian Khoirotunnisa Puri Bintaro
Tema : Makna Halal Bi Halal
Tanggal : 30 Agustus 2012
Pembicara : Ustadz Arman Rahman

Awal pengkajian, marilah membaca ta'awudz

QS An Nahl : 98

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.

---

Hati itu berakal sehingga bisa memahami

QS Al Hajj : 46

maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.

---

Mengkaji tidak hanya membaca al Quran melainkan memahami dan melaksanakannya

---

Macam dakwah :

1. Dakwah Fardiah
Dakwah Fardiah merupakan metode dakwah yang dilakukan seseorang kepada orang lain (satu orang) atau kepada beberapa orang dalam jumlah yang kecil dan terbatas. Biasanya dakwah fardiah terjadi tanpa persiapan yang matang dan tersusun secara tertib. Termasuk kategori dakwah seperti ini adalah menasihati teman sekerja, teguran, anjuran memberi contoh. Termasuk dalam hal ini pada saat mengunjungi orang sakit, pada waktu ada acara tahniah (ucapan selamat), dan pada waktu upacara kelahiran (tasmiyah).akwah Ammah

2. Dakwah Ammah merupakan jenis dakwah yang dilakukan oleh seseorang dengan media lisan yang ditujukan kepada orang banyak dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka. Media yang dipakai biasanya berbentuk khotbah (pidato).
Dakwah Ammah ini kalau ditinjau dari segi subyeknya, ada yang dilakukan oleh perorangan dan ada yang dilakukan oleh organisasi tertentu yang berkecimpung dalam soal-doal dakwah.

3. Dakwah bil-Lisan
Dakwah jenis ini adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara subyek dan obyek dakwah). dakwah jenis ini akan menjadi efektif bila: disampaikan berkaitan dengan hari ibadah seperti khutbah Jumat atau khutbah hari Raya, kajian yang disampaikan menyangkut ibadah praktis, konteks sajian terprogram, disampaikan dengan metode dialog dengan hadirin.

4. Dakwah bil al-Hal adalah dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan agar si penerima dakwah (al-Mad’ulah) mengikuti jejak dan hal ikhwal si Da’i (juru dakwah). Dakwah jenis ini mempunyai pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah.

---

Hadist : Akal itu ada 2 satu di kepala dan 1 di qolbu (HR Tirmidzi)

---

Dosa pertama yang dilakukan adalah makan

Dosa yang dilakukan oleh Nabi Adam adalah memakan buah Quldi, padahal hal tersebut sudah disampaikan Allah kepada Nabi Adam

Qs Al Baqarah : 35

Dan Kami berfirman: Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.

---

Puasa itu fungsinya untuk meningkatkan taqwa

QS Al Baqarah : 183

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.

---

Pentingnya meminta maaf sebelum memulai puasa

Nabi Muhammad SAW pernah mengamini doa malaikat Jibril menjelang datangnya bulan Ramadhan. Amin, amin, amin. Doa malaikat Jibril itu ternyata, “Ya Allah jangan terima puasa umat Muhammad bila mereka belum minta maaf kepada orang tuanya, bila belum saling bermaafan dengan saudaranya, dan bila suami istri belum saling memaafkan.”

---

Ucapan yang populer setelah ramadhan berakhir

Taqabbalallahu Minna Wa Minkum yang artinya Semoga Allah menerima (amalan-amalan) yang telah aku dan kalian lakukan

---

Kejadian di alam rahim

Memasuki bulan ketiga, ia (bayi) mulai menerima rezeki oleh Allah (Ar Razzaaq) melalui ari ari oleh sang ibu

---

Pentingnya menjaga diri dan keluarga kita dari api neraka

QS At Tahrim : 6

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

---

Pentingnya makan dari hal yang halalan thoyyiban

QS An Nahl : 115

Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi barangsiapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

---

QS Al Maidah : 3-5

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nimat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa,sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Mereka menanyakan kepadamu: Apakah yang dihalalkan bagi mereka?. Katakanlah: Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang-binatang buas yang telah kamu ajarkan dengan melatihnya untuk berburu, kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu, maka makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepasnya). Dan bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya.

Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberikan Al-Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal pula bagi mereka. (Dan dihalalkan menikahi) wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al-Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar maskawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikan gundik-gundik. Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam). Maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang merugi.

---

Pentingnya menjauhi diri dari hal yang haram

Qs Al An'am : 151

Katakanlah: Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Rabbmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak,dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak diantaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan suatu (sebab) yang benar. Demikian itu yang diperintahkan oleh Rabbmu kepadamu supaya kamu memahami(nya).

---

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,”Ketahuilah, bahwa suapan haram jika masuk dalam perut salah satu dari kalian, maka amalannya tidak diterima selama 40 hari.” (Riwayat At Thabrani).

---

Hikmah :

Sebuah renungan suci bagi yang dianugerahi keluasan rizki. Sehingga berpikir bahwa ibadah haji dan umrohnya harus terus diulang-ulang, sementara masih banyak gelandangan mengais-ngais makanan dari tempat sampah, kaum papa yang tidak mampu berobat, bayi-bayi yang kekurangan gizi dan lain-lain yang terkait dengan ketidaksejahteraan saudara-saudaranya.

Adalah Abu Abdurrahman Abdullah bin Mubarak al-Hanzhalial al Marwazi, yang lahir tahun 118 H/736 M. Ia ahli hadist, seorang petapa yang termasyhur,ahli dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan, antara lain dibidang gramaika dan kesusastraan. Ia adalah seorang saudagar kaya yang banyak memberi bantuan kepada orang-orang miskin. Ia meninggal dunia di kota Hit yang terletak ditepi sungai Eufrat pada tahun 181H/797 M.

Abdullah bin Mubarak berkata: Aku adalah seorang yang sangat suka menunaikan ibadah haji. Bahkan setiap tahun aku selalu berhaji. Pernah pada suatu hari, seperti biasanya setiap aku akan menunaikan ibadah haji, aku mempersiapkan segala sesuatu untuk keperluan keberangkatanku. Aku pergi ke pasar unta dengan membawa lima ratus dinar untuk membeli seekor unta untuk perjalanan hajiku. Ternyata uangku tidak cukup untuk membeli seekor unta. Maka aku pulang kembali ke rumah. Namun di tengah perjalanan, aku melihat seorang wanita sedang berdiri di tempat sampah. Dia mengambil bangkai seekor ayam dan membersihkan bulu-bulunya, tanpa menyadari kehadiranku di dekatnya. Aku menghampirinya dan berkata kepadanya, “Mengapa engkau melakukan ini, wahai hamba Allah?” Wanita itu menjawab, “Tinggalkan aku, dan urus saja urusanmu sendiri! Daging ini haram untukmu tetapi halal untukku” Aku berkata, “Demi Allah, beritahukan kepadaku keadaanmu yang sebenarnya!” Wanita itu berkata, “Baiklah, akan kukatakan keadaanku yang sebenarnya karena engkau telah memaksaku dengan bersumpah atas nama Allah. Ketahuilah! Sesungguhnya aku adalah wanita Alawiyyah (keturunan nabi SAW). Aku mempunyai tiga orang anak kecil dan suamiku telah meninggal dunia. Sudah tiga hari ini, aku dan anak-anakku belum makan apa-apa. Aku sudah mencari sesuap nasi kemana-mana demi tiga orang anakku, namun aku tidak menemukannya selain bangkai ayam ini. Maka aku akan memasak bangkai ini karena ia halal untuk aku dan anak-anakku.” Ketika aku mendengar apa yang dikatakan wanita itu, sungguh bulu kudukku langsung berdiri tegak, hatiku terasa tersayat-sayat oleh derita mereka. Aku berkata dalam hati, “Wahai Ibnu Mubarak, Haji mana yang lebih mulia daripada menolong wanita ini?” Kemudian aku berkata kepada wanita itu, “Wahai wanita Alawiyyah, sesungguhnya bangkai ayam ini telah diharamkan untukmu. Bukalah bungkusanmu, aku ingin memberimu dengan sedikit pemberian.” Lalu wanita itu mengeluarkan sebuah bungkusan dan aku pun menumpahkan semua uang dinarku ke dalam bungkusan itu. Wanita itu langsung berdiri tergesa-gesa karena bahagia dan dia mendoakan kebaikan untukku. Kemudian aku pulang ke rumah, sementara keinginanku untuk pergi haji sudah pupus. Lalu aku menyibukkan diri dengan banyak istighfar dan beribadah kepada Allah. Rombongan haji pun mulai berangkat ke Baitullah.

Dikisahkan bahwa rombongan haji itu telah melihat Ibnu Mubarak, di Mekkah. Dalam mimpinya Ibnu Mubarak bertemu Rasulullah SAW datang dan bersabda padanya: “: “Wahai Ibnu Mubarak, engkau telah memberikan uang dinarmu kepada salah seorang keturunanku. Engkau telah melapangkan kesusahannya dan engkau telah memperbaiki kondisinya dan anak-anaknya. Maka Allah telah mengutus malaikat dalam rupamu. Malaikat itu menunaikan haji untukmu setiap tahun. Dan pahala untukmu akan mengalir terus hingga hari kiamat.” Aku pun terbangun dari tidurku. Aku bersyukur dan memuji kepada Allah atas segala karunia-Nya kepadaku”. Alangkah bahagianya Abdullah bin Mubarak Allah tetap menghajikannya dengan menggantikan untuknya seorang malaikat yang akan menghajikannya setiap tahun.

Maha benar Allah yang tidak menyia-nyiakan amalan hambanya. Ia telah membahagiakan Rasulullah SAW karena menolong keturunannya. Tentulah kita juga akan sangat berterima kasih ketika seseorang menolong keturunan kita atau anak kita kepada orang yang telah menolong itu. Dan siapa yang membahagiakan Rasulullah SAW, maka ia telah membahagiakan Allah SWT. Ternyata Allah memerintahkan Malaikat untuk menghajikan dia setiap tahun.

Itu hanyalah renungan sebuah kisah, tidak ada paksaan untuk diikuti. Dari sini diambil kisah tersebut http://rianalbins.blogspot.com/2011/07/malaikat-menunaikan-haji-setiap-tahun.html

---

Doa agar diberi petunjuk dari Allah

QS Al Kahfi : 10

“(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdo’a: “Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”

---

Perintah untuk memakan dari rezeki yang halal

Qs An Nahl : 114

Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nimat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.

---

Orang yang tidak memperdulikan ayat Allah itu adalah orang yang lalai, orang yang lalai bahkan lebih rendah dari hewan

QS Al A'raf : 179

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lalai.

---

QS Al Furqon : 44

atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya dari binatang ternak itu).

---

Orang yang lalai tempat kembalinya adalah neraka

Qs At Tin : 4-5

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),

---

Bahkan, setan hanya mengambil dari hal yg sudah ditentukan untuknya, maka, jika ada manusia yang mengambil yang bukan haknya, bisa jadi dia lebih rendah dari setan

Qs An Nisa : 118

yang dilanati Allah dan syaitan itu mengatakan: Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya),

---

Bisa jadi anak kita tidak mengenal agama karena kita tidak mengenalkannya pada agama, hal tersebut bisa menjadi argumen anak anak di yaumul akhir

QS Al A'raf : 173

atau agar kamu tidak mengatakan: Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Ilah sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang yang sesat dahulu?

---

Kisah Rasulullah dan Batu kerikil

Dalam satu riwayat dikisahkan bahwa ketika Rasulullah mengimami shalat berjamaah, para sahabat menyadari bahwa setiap kali Rasulullah berpindah gerakan shalat, terlihat tampak sangat kepayahan. Selain itu, setiap gerakan beliau diiringi suara yang aneh, seperti ada yang salah pada persendiannya. Seusai shalat, sahabat Rasulullah sayyidina Umar bin Khattab bertanya, “Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah baginda menanggung penderitaan yang amat berat. Sedang sakitkah engkau Ya Rasulullah?” “Tidak Ya Umar, Alchamdulillah aku sehat dan segar.” Jawab Rasulullah.
“Ya Rasulullah, mengapa setiap kali baginda menggerakkan tubuh, kami mendengar seolah-olah sendi-sendi tubuh baginda saling bergesekkan. Kami yaqin baginda sedang sakit,” desak Sayyidina Umar penuh cemas. Akhirnya Rasulullah pun menagngkat jubahnya. Para Sahabat pun terkejut ketika melihat bahwa perut Rasulullah yang kempis tengah dililit oleh sehelai kain yang berisi batu-batu kerikil. Batu-batu itu beliau ikatkan untuk menahan rasa laparnya. Itulah yang menimbulkan bunyianeh setiap kali tubuh Rasulullah bergerak. Para sahabat pun berkata, “Ya Rasulullah, adakah bila baginda menyatakan lapar dan tidak punya makanan, kami akan mendapatkannya untuk tuan,” Baginda Rasul pun menjawab dengan lembut, “Tidak para sahabatku. Aku tahu, apapun akan kalian korbankan demi Rasulmu. Tetapi apa nanti jawabanku di hadapan Allah, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban bagi umatnya? Biarlah rasa lapar ini sebagai dari Allah buatku, agar kelak umatku tak ada yang kelaparan di dunia ini, lebih-lebih di akhirat nanti.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut