03 Agustus 2012

Tausiyah Tarawih Masjid Raya Bani Umar Tanggal : 2 Agustus 2012

Event : Tausiyah Tarawih Masjid Raya Bani Umar
Tema :
Tanggal : 2 Agustus 2012
Pembicara : Ustad H Yusron Husein

QS Al Baqarah : 183

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa

---

Sabda Rosululloh SAW , Barang siapa puasa bulan Ramadhan karena beriman dan ikhlas , maka di ampuni dosanya yang telah lalu dan yang sekarang ( HR Bukhori Muslim).

---

Perbedaan Muslim, Mukmin dan Muttaqin

Muslim :

Orang yang telah berpasrah diri, dalam hal ini berpasrah kepada Tuhan, tetapi dalam rangking manusia ber­kualitas, seorang yang baru pada tingkat muslim berada pada tingkatan terendah. Karakteristik seorang muslim adalah seorang yang telah meyakini supremasi kebenaran, berusaha untuk mengikuti jalan kebe­naran itu, tetapi dalam praktek ia belum tangguh karena ia masih suka melupakan hal-hal yang kecil.

Mukmin :

Seorang yang sudah mencapai kualitas mukmin adalah seorang muslim yang sudah istiqamah atau konsisten dalam berpegang kepada nilai-nilai kebenaran, sampai kepada hal-hal yang kecil. Dalam hadis Nabi disebutkan bahwa iman itu mem­punyai tujuh puluh cabang, artinya indikator seorang mu'min itu ada tujuh puluh variabel. Di antara tujuh puluh indikator itu antara lain :

a. seorang mukmin hanya berbicara yang baik

b. jika mendapati sesuatu yang mengganggu orang lewat ketika ia melewati suatu jalan maka ia tidak akan meneruskan perjalanannya sebelum menyingkirkan se­suatu yang mengganggu itu

c. merasa sependeritaan dengan muk­min yang lain dll

Muttaqin :

Orang mukmin yang telah menjiwai nilai-nilai kebenaran dan allergi terhadap kebatilan. Seorang muttaqin adalah orang yang setiap perbuatannya sudah merupakan perwujudan dari komitmen iman dan moralnya yang tinggi. Menurut Fazlur Rahman, takwa adalah aksi moral yang integral.

Sumber : darut tauhid

---

Imam Ghozali Rahimahulloh menerangkan kesempurnaan puasa tersebut dengan enam hal:

1. Menundukkan pandangan dan menahannya dari berkeliaran memandang ke setiap hal yang tercela dan dibenci, mengendalikan mata dari hal yang bisa menyibukkan hati dan melalaikan diri dari mengingat Alloh Subhaanahu wa Ta'aala. Rosululloh Shollalloohu 'Alayhi wa Sallam bersabda: “Pandangan adalah salah satu anak panah beracun di antara anak panah yang diluncurkan iblis. Barangsiapa meninggalkannya karena takut kepada Alloh, maka Alloh akan memberikan kepadanya keimanan yang erasa manis dalam hatinya.” (HR Hakim).

2. Menjaga lisan dari bualan, dusta, ghibah, gunjingan, kekejian, perkataan kasar, pertengkaran dan perdebatan. Mengendalikannya dengan diam, menyibukkan diri dengan dzikir kepada Alloh dan membaca Al-Qur’an. Itulah yang disebut puasa lisan. Rosululloh Shollalloohu 'Alayhi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya puasa merupakan perisai; apabila salah seorang di antara kamu sedang berpuasa maka janganlah berkata kotor dan jangan pula berlaku bodoh.; dan jika ada seseorang menyerangnya atau mencacinya maka hendaklah ia mengatakan “sesungguhnya aku sedang berpuasa.”

(HR: Bukhory & Muslim).

3. Menahan pendengaran dari mendengarkan hal-hal yang dibenci dan kurang baik, karena setiap hal yang diharamkan mengucapkannya diharamkan pula mendengarkannya. Alloh Subhaanahu wa Ta'aala berfirman:

QS An Nisa : 140

“ … maka janganlah kalian duduk bersama mereka sehingga mereka masuk ke pembicaraan yang lain, karena sesungguhnya (jika kamu berbuat demikian) tentulah kalian serupa dengan mereka.”

---

4. Menahan berbagai anggota badan lainnya dari berbagai perbuatan dosa, seperti menahan tangan dan kaki dari hal yang tercela, menahan perut dari berbagai hal yang syubhat ketika berbuka, dsb. Rosululloh Shollalloohu 'Alayhi wa Sallam bersabda: “Berapa banyak orang yang berpuasa tapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga”. Di katakan ia adalah orang yang tidak menjaga anggota badannya dari dosa dan maksiat.

5. Tidak memperbanyak makan ketika berbuka meskipun itu makanan yang halal, karena tidak ada tempat yang paling dibenci oleh Alloh selain perut yang penuh dengan makanan halal. Tujuan puasa adalah pengosongan perut dan menundukkan hawa nafsu demi memperkuat jiwa menuju taqwa. Ini tidak akan terwujud dengan perut yang penuh dengan makanan.

6. Hendaknya setelah iftar (berbuka) hatinya gelisah penuh cemas dan harap, apakah puasanya telah diterima Alloh atau tidak, sebab ia tidak tahu apakah puasanya diterima sehingga mengantarkan ke dalam golongan muqarrabin atau sebailnya ditolak puasanya sehingga termasuk golongan orang-orang yang dimurkai?.

---

Lidah tak bertulang, namun ketajamanannya dapat menembus hingga lubuk hati yang paling dalam. Luka yang diakibatkannya pun seringkali sulit untuk bisa dilupakan dalam waktu yang singkat.

---

Allah berfirman dalam sebuah hadits Qudsi: “Puasa itu untukKu dan biarkan Aku yang akan menganugerahkan pahalanya.” (HR. Muslim)

---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut