08 Juni 2015

Pengajian Masjid Raya Bani Umar 2 Juni 2015 Ustadz Insan LS Mokoginta Memaknai Isra' Mi'raj

Event : Pengajian Masjid Raya Bani Umar
Tanggal : 2 Juni 2015
Pembicara : Ustadz Insan LS Mokoginta
Tema : Memaknai Isra' Mi'raj

Qs 17 Al Israa` 1
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat

Cukup banyak umat Islam beranggapan bahwa Isra` Mi`raj adalah satu peristiwa besar yang terjadi atas nabi Muhammad saw. Padahal Isra` Mi`raj bukan satu peristiwa besar, tetapi dua peristiwa besar yang terjadi secara berurutan atas diri nabi kita Muhammad saw.
Pertama : yaitu peristiwa “Isra” dan Kedua : peristiwa “Mi`raj”

Pengertian Isra` secara etimologis (bahasa), berarti berjalan diwaktu malam atau membawa berjalan pada waktu malam, dari suatu tempat ke tempat lain.
Pengertian Isra` dalam kajian sejarah Islam berarti perjalanan pribadi nabi Muhammad saw pada malam hari dalam waktu yang amat singkat dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsha (Baitul Maqdis) di Yerusalem (Qs Al Israa : 1)

* Etimologi yaitu cabang ilmu bahasa yang menyelidiki asal usul kata serta perubahan-perubahan bentuk dan makna

Mi`raj secara etimologis artinya ialah tangga sebagai alat untuk naik / semacam alat untuk naik dari bawah ke atas

Mi`raj dalam kajian sejarah Islam, berarti perjalanan pribadi Nabi Muhammad SAW, yang naik dari alam bawah (bumi) ke alam atas (langit) sampai ke langit ke tujuh dan Sidratul Muntaha.

Mi`raj dalam istilah lain : kenaikan nabi Muhammad SAW dari Masjidil Aqsha (Yerusalem) menuju alam atas (langit) melalui beberapa tingkatan, terus menuju Baitul-Makmur, Sidratul Muntaha, untuk menerima wahyu di-hadirat Allah yaitu perintah mengerjakan SHALAT (Qs 53 An Najm 1-14)

Baitul Makmur suatu tempat di langit ke 7 tempat pertemuan Nabi MHD dengan Nabi Ibrahim as. Sidratul Muntaha suatu tempat di langit ke 7 tempat pertemuan Nabi MHD dengan Allah swt. Suatu tempat yang tertinggi dan penghabisan, tdk ada lagi tempat diatasnya.

Qs 53 An Najm : 1-14
(1) Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru, dan tiadalah yang diucapkannya yaitu (Al Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, Yang mempunyai akal yang cerdas dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli, sedang dia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi, maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. Maka apakah kamu (musyrikin Mekah) hendak membantah-nya tentang apa yang telah dilihatnya? Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratul Muntaha.

Jadi Isra` Mi`raj adalah dua peristiwa besar yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW, yang terjadi dalam satu malam secara bersambungan, dari Masjidil Haram Mekah ke Masjidil Aqsha Yerusalem, terus naik ke Baitul Makmur, dan Sidratul Muntaha. Peristiwa itu terjadi pada 27 Rajab, tahun ke 11 dari kerasulan beliau (tahun 621 M) atau setahun sebelum beliau hijrah ke Madinah.

MENGAPA KATA ISRA` & MI`RAJ SELALU DIGABUNGKAN ?
Sebab kedua peristiwa itu terjadi secara bersamaan atau berkesinambungan, sehingga tidak dapat dipisahkan. Tidak mungkin Nabi Muhammad SAW bisa sampai ke Sidratul Muntaha jika hanya dengan melalui Isra`, sebab Isra` hanya suatu peristiwa yang terjadi diatas bumi saja. Untuk bisa sampai ke Baitul Makmur dan ke Sidratul Muntaha, harus dengan Mi`raj, sebab Mi`raj itu merupakan perjalanan ke alam lain, diluar bumi yaitu ke langit. Baitul Makmur suatu tempat di langit ke 7 tempat pertemuan Nabi Muhammad dengan Nabi Ibrahim as. Sidratul Muntaha suatu tempat di langit ke 7 tempat pertemuan Nabi Muhammad dengan Allah swt.

KENAPA ISRA` & MI`RAJ BEGITU ISTIMEWA DALAM SEJARAH ISLAM ?
Jawabannya yaitu karena peristiwa tersebut sangat mustahil dapat dilakukan oleh manusia. Sejak dahulu bahkan sampai kiamatpun, tidak akan mungkin ada seorang manusia yang dapat melakukan ISRA` dan MI`RAJ seperti yang pernah dialami oleh Nabi kita Muhammad SAW. Hal itu bisa terjadi hanya karena campur tangan oleh Allah SWT. Dan lebih penting lagi, yaitu Nabi kita Muhammad SAW di ISRA` MI`RAJkan oleh Allah SWT tidak lain & tidak bukan yaitu untuk menjemput atau menerima perintah khusus untuk seluruh pengikut beliau, yaitu perintah “SHALAT”

Kalau hanya untuk menerima perintah “SHALAT” saja nabi kita Muhammad saw sampai di Isra` Mi`raj-kan dari Masjidil Haram Mekah sampai ke Baitul Makmur, Sidratal Muntaha, atau dengan kata lain dari bumi Mekah sampai ke langit tertinggi hanya dalam satu malam pulang perginya, itu berarti bahwa SHALAT merupakan SESUATU YG TERAMAT PENTING dan SANGAT MENENTUKAN. Makanya dalam ajaran Islam, seseorang akan masuk ke dalam surga pertama tama ditentukan oleh SHALATNYA Artinya jika shalatnya benar, berarti yang lainnya akan ikut benar, maka selamatlah dia. Dan jika shalatnya tidak benar, maka celakalah dia

Yang dimaksud dengan “shalat yang benar” yaitu orang yang benar-benar mendirikan shalat, bukan hanya sekedar mengerjakan shalat untuk menggugurkan kewajiban, tetapi segala tindak tanduk dalam menjalani hidup dan kehidupannya, benar-benar dilaksanakan dengan ikhlas dan karena ketaatannya kepada Allah SWT. Maka orang seperti inilah yang tergolong selamat di akhirat. Sedangkan yang tidak selamat diakhirat, yaitu orang-orang yang mengerjakan shalat hanya karena terpaksa, tidak ikhlas. Dia lakukan itu karena sekedar menggugurkan kewajiban atau karena untuk dilihat orang saja. Orang seperti ini pasti merugi di akhirat kelak

Oleh sebab itu, secara umum dapat disimpulkan bahwa ISRA` MI`RAJ adalah perjalanan pribadi nabi Muhammad pada suatu malam dalam satu malam dari bumi Masjidil Haram Mekah menuju ke langit Sidratal Muntaha, untuk menerima perintah SHALAT 5 (lima) waktu dari Allah SWT, bagi seluruh umat nabi Muhammad saw. Begitu pentingnya SHALAT maka dalam Al Qur`an disebutkan tidak kurang 60 X dalam beberapa surat. Ini membuktikan bahwa shalat merupakan nomer satu dari segala bentuk aktifitas rohani yang nilainya melebihi segalanya.

Q.s Al Baqarah 3, 43, 45, 83, 125, 153, 177
Q.s 4 An Nisaa 77, 101, 102, 103, 162.
Q.s 5 Al Maaidah 6, 12, 55, 91, 106.
Q.s 6 Al An`aam 72.
Q.s 8 Al Anfaal 3.
Q.s 9 At Taubah 5, 11, 18, 54, 71.
Q.s 11 Huud 114.
Q.s 13 Ar Ra`du 22.
Q.s 14 Ibraahim 31, 37, 40.
Q.s 17 Al Israa` 78.
Q.s 19 Maryam 31, 59.
Q.s 20 Thaaha 14, 132.
Q.s 21 Al Anbiyaa 73.
Q.s 22 Al Hajj 35, 78.
Q.s 24 An Nuur 37, 56.
Q.s 29 Al Ankabuut 45.
Q.s 30 Ar Ruum 31.
Q.s 31 Luqmaan 4, 17.
Q.s 33 Al Ahzaab 33.
Q.s 35 Faathir 18, 29.
Q.s 42 Asy Syuuraa 38.
Q.s 58 Al Mujaadilah 13.
Q.s 70 Al Maarij 22, 23, 34.
Q.s 73 Al Muzzammil 20.
Q.s 74 Al Muddatstsir 43.
Q.s 75 Al Qiyaamah 31.
Q.s 96 Al `Alaq 10.
Q.s 107 Al Maa`uun 5

MENGAPA KEBANYAKAN MANUSIA MALAS SHALAT, PADAHAL MEREKA TAHU BAHWA SHALAT, WAJIB HUKUMNYA?
Jawabannya : Karena mereka merasa tiap hari SHALAT & BERDOA, tetapi apa yang diminta tidak dikabulkan oleh Allah swt.

MENGAPA DOA KITA STLH SHALAT TIDAK DIKABULKAN ALLAH SWT ?
Hampir setiap hari selesai SHALAT, kita BERDOA kepada Allah, tapi mengapa tidak dikabulkan? Jawabannya sederhana, itu disebabkan antara lain :
1. Kita mengerti tentang Allah, tetapi jarang kita mentaatiNya
2. Kita membaca Qur`an, tetapi tidak mengamalkannya
3. Kita mengerti tentang syetan, tugasnya sebagai penyesat, tapi kita selalu mau mengikuti kehendak setan
4. Kita mengaku cinta kepada Rasulullah saw, tetapi tidak mengerjaan sunnah-sunnahnya.
5. Kita mengerti tentang wajibnya zakat, tapi enggan bahkan tidak mau mengeluarkannya.
6. Kita mengerti wajibnya SHALAT 5 waktu, tapi begitu sering melalaikannya bahkan meninggalkannya.
7. Kita sering ikut menguburkan mayat, tapi tidak pernah mau mengambil hikmahnya
8. Kita meyakini mati itu suatu kepastian, tapi tidak pernah persiapkan diri menghadapi kematian itu.
9. Kita mengaku ingin masuk surga, tapi tidak mau beramal sholeh
10. Kita sibuk mengurusi cela orang lain, tapi tidak pernah perhatikan cela diri sendiri .
11. Kita mengakui adanya siksa api neraka, tapi masih terus saja berbuat dosa
12. Tiap hari kita makan rizqi dari Allah swt, tapi sangat jarang yang mau mensyukurinya.

Itulah beberapa sebab mengapa doa kita setiap selesai SHALAT tidak diterima oleh Allah swt. Oleh sebab itu jika kita ingin agar dikabulkan Allah swt, maka penuhilah apa yg diperintahkan kpd kita, insyaAllah akan penuhi janji-Nya, sebab tidak mungkin Allah ingkari janji-Nya bila kita telah lakukan perintah-Nya. Dalam Qs Yunus 55 Allah berfirman :
“Ingatlah, sesungguhnya milik Allah apa yang ada di langit dan di bumi. Ingatlah, sesungguhnya janji Allah itu benar, tapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya”

Dan dalam Qs 29 Al `Ankabut 45 Allah swt berfirman :
Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat mencegah dari perbuatan keji dan yang mungkar.

Jika SHALAT benar-benar mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, mengapa begitu banyak PEJABAT2 kita yang SHALAT, tetapi mereka terjerumus ke dalam PENJARA?

Bukankah sebelum SHALAT mereka membaca doa iftitah : Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil `aalamiin. (Sesungguhnya SHALATKU, IBADAHKU, HIDUPKU & MATIKU semata hanya untuk ALLAH seru sekalian alam). Tapi kenyataannya apa yg diucapkan tiap hari bertentangan dgn kenyataannya. Setelah membaca doa iftitah, biasanya membaca Ta`awudz : “A`uudzu billaahi minasy syaithaanir rajiim” (aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan terkutuk). Tapi kenapa Allah tidak melindunginya godaan setan ? Jawabannya: “mungkin karena yang memohon itu tiap hari berteman dengan syetan”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut