12 Maret 2010

Majelis Jumat Hj Pipik Uje Tanggal 12 Maret 2010

Event : Majelis Jumat Hj Pipik Uje
Tanggal : 12 Maret 2010
Pembicara : Ustadzah Hj Yoyoh Yusroh
Tema: Menyiapkan Generasi Islami

Setiap kita pasti ingin masuk ke dalam surga bersama keluarga kita, karena disana, ada kebahagiaan yang hakiki :

Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan.
QS. az-Zukhruf (43) : 70

Telah disebutkan pada pertemuan sebelumnya bahwa Islam memandang pendidikan sebagai sesuatu yang identik dan tidak terpisahkan dari asal muasal penciptaan manusia / fitrah / insaniyah manusia itu sendiri takni terdiri dari 3 hal yaitu jasad, ruh dan intelektualitas.
Pendidikan dalam pandangan islam meliputi 3 aspek yang tidak dapat dipilah pilah :

1. Pendidikan jasad (tarbiyah jasadiyah)
diantaranya : memberikan makanan yang halal kepada keturunan kita, mengajarkan adab makan.

Adab makan secara islami :

a. Memulai makan dengan mengucapkan Bismillah.
Apabila salah seorang diantara kalian hendak makan, maka ucapkanlah: ‘Bismilah.’ Dan jika ia lupa untuk mengucapkan Bismillah di awal makan, maka hendaklah ia mengucapkan ‘Bismillahi Awwalahu wa Aakhirahu (dengan menyebut nama Allah di awal dan diakhirnya) - HR Abu Daud

b. Hendaknya mengakhiri makan dengan pujian kepada Allah.
Barangsiapa telah selesai makan hendaknya dia berdo’a: “Alhamdulillaahilladzi ath’amani hadza wa razaqqaniihi min ghairi haulin minni walaa quwwatin. Niscaya akan diampuni dosanya yang telah lalu - HR Abu Daud

Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan ini kepadaku dan yang telah memberi rizki kepadaku tanpa daya dan kekuatanku.

c. Hendaknya makan dengan menggunakan tiga jari tangan kanan.
Sungguh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam makan dengan menggunakan tiga jari - HR Muslim, HR Abu Daud

d. Hendaknya menjilati jari jemarinya sebelum dicuci tangannya.

Apabila salah seorang diantara kalian telah selesai makan maka janganlah ia mengusap tangannya hingga ia menjilatinya atau minta dijilati (oleh Isterinya, anaknya) - HR Bukhari Muslim

e. Apabila ada sesuatu dari makanan kita terjatuh, maka hendaknya dibersihkan bagian yang kotornya kemudian memakannya.

Apabila ada sesuap makanan dari salah seorang diantara kalian terjatuh, maka hendaklah dia membersihkan bagiannya yang kotor, kemudian memakannya dan jangan meninggalkannya untuk syaitan - HR Muslim, Abu Daud

f. Hendaknya tidak meniup pada makanan yang masih panas dan tidak memakannya hingga menjadi lebih dingin, hal ini berlaku pula pada minuman. Apabila hendak bernafas maka lakukanlah di luar gelas, dan ketika minum hendaknya menjadikan tiga kali tegukan.

Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam telah melarang untuk menghirup udara di dalam gelas (ketika minum) dan meniup di dalamnya - HR. At Tirmidzi

g. Hendaknya menghindarkan diri dari kenyang yang melampaui batas.

Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga), maka jika tidak mau, maka ia dapat memenuhi perutnya dengan sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga lagi untuk bernafasnya - HR. Ahmad, Ibnu Majah

h. Makan memulai dengan yang letaknya terdekat kecuali bila macamnya berbeda maka boleh mengambil yang jauh.

Wahai anak muda, sebutkanlah Nama Allah (Bismillah), makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah dari apa-apa yang dekat denganmu - HR. Bukhari Muslim

i. Hendaknya memulai makan dan minuman dalam suatu jamuan makan dengan mendahulukan (mempersilakan mengambil makanan terlebih dahulu) orang-orang yang lebih tua umurnya atau yang lebih memiliki derajat keutamaan.

j. Ketika makan hendaknya tidak melihat teman yang lain agar tidak terkesan mengawasi.

k. Hendaknya tidak melakukan sesuatu yang dalam pandangan manusia dianggap menjijikkan.

l. Jika makan bersama orang miskin, maka hendaklah kita mendahulukan mereka.


Kebiasaan Makan dan Minum Nabi Muhammad :

a. Membaca basmalah ketika hendak makan, dan mengakhiri dengan membaca hamdalah.
Barangkali hikmah membaca basmalah dan hamdalah adalah seorang muslim selalu mengingat bahwa makanan yang disantap tidak lain adalah nikmat dan anugerah dari Allah yang Maha Lembut dan Maha Tahu. Dia akan terhindar dari sikap berlebih-lebihan dan mubadzir. Seorang muslim juga akan selalu sadar bahwa makanan bukan tujuan akhir, tapi sarana menambah kekuatan untuk menuju ketaatan kepada Allah, memakmurkan bumi dan menaburinya dengan kebaikan.

b. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.

Nabi bersabda:
Barangsiapa tertidur sedang di kedua tangannya terdapat bekas gajih, lalu ketika bangun pagi dia menderita suatu penyakit, maka hendaklah dia tidak mencela melainkan dirinya sendiri - HR Nasa'i

c. Menjauhi sikap berlebihan dan rakus.
Makan adalah kewajiban. Dengan makan seorang muslim memperoleh kekuatan untuk beribadah.Sesungguhnya tubuhmu mempunyai hak yang harus kamu penuhi - HR Bukhori Muslim. Namun demikian kita harus ingat batasan dalam mengkonsumsi makanan, yaitu menjauhi sikap berlebihan dan rakus.
Banyak sekali dalil yang menekankan hal ini.

Wahai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
QS. al-A'raf (7) : 31

Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia.
QS. Thaha (20) : 81

Sesungguhnya termasuk sikap berlebih-lebihan bila kamu memakan segala sesuatu yang kamu inginkan - HR Ibnu Majah

Seorang mukmin makan dengan satu usus, sementara orang kafir makan dengan tujuh usus - HR. Muslim, Turmudzi, Ahmad, dan Ibnu Majah

d. Makan dengan tiga jari.
Dengan tiga jari berarti kita telah bersikap seimbang. Sebagaimana dikatakan bahwa makan dengan lima jari menunjukkan kerakusan, sedangkan makan dengan satu atau dua jari menunjukkan kesombongan dan keangkuhan.

e. Duduk tegak lurus saat makan dan tidak bersandar.
Rasulullah melarang seseorang makan sambil bersandar karena membahayakan kesehatan dan mengganggu pencernaan lambung.

f. Minum dengan tiga kali tegukan. Dilakukan sambil duduk dan tidak bernafas dalam gelas.
Nabi mengajarkan minum dengan menyesap (minum air dengan menempelkan bibir ke air), bernafas di luar gelas serta tidak minum dengan cara menenggak. Maksudnya adalah mencegah masuknya udara ke dalam lambung.

Ubay bin Ka’ab berkata:
Nabi saw tidak pernah meniup makanan dan minuman, tidak bernafas di dalam wadah. Bahkan beliau melarang meniup makanan dan minuman.
Nabi saw biasa minum dengan tiga kali teguk, sambil bernafas di antara tiga kali tegukan di luar gelas dan bukan di dalamnya.
Diriwayatkan dari Anas ra bahwa Rasulullah saw bernafas tiga kali saat minum.

Beliau bersabda:

Sungguh, ini lebih mengenyangkan, menyembuhkan, dan menyegarkan - HR Bukhari dan Muslim

Anas juga berkata:
Rasulullah saw telah melarang minum sambil berdiri - HR Muslim

Ibnu Abbas menambahkan:
Rasulullah saw telah melarang minum dari mulut poci - HR Bukhori dan Ibnu Majah

g. Mendahulukan makan buah-buahan sebelum makan daging (makanan utama)
Hal ini sebagai upaya untuk mengikuti apa yang dilakukan para penghuni surga.

h. Menutup makanan dan minuman di atas meja.
Nabi mewajibkan menutup makanan untuk melindunginya dari pencemaran
Tutuplah bejana - HR. Muslim, Ahmad, dan Ibnu Majah

Tutuplah wadah tempat makanan dan minuman, karena dalam satu tahun ada satu malam yang di malam itu turun wabah dari langit. Wabah itu tidak menjumpai wadah yang terbuka melainkan akan ada sebagian dari wabah itu yang mengenai wadah itu - HR Ibnu Majjah

i. Mencuci mulut (berkumur) sebelum dan setelah makan.
Hal ini dimaksudkan untuk membersihkan gigi dari sisa makanan dan bakteri. Secara khusus beliau menekankan pentingnya berkumur setelah minum susu:
Berkumurlah kalian setelah minum susu, karena di dalamnya mengandung lemak - HR. Ibnu Majah

j. Suplemen makanan terbaik adalah madu.
Rumah Nabi tidak pernah kehabisan madu. Nabi juga menganjurkan untuk meminum madu secara teratur.

Nabi bersabda:
Hendaklah kalian meminum madu
Adapun Nabi mengajarkan bahwa cara terbaik meminum madu adalah dengan melarutkan satu sendok madu dengan air yang tidak dingin dan diaduk dengan baik.

k. Tidak memasukkan makanan pada makanan.
Ada dua pendapat mengenai maksud dari memasukkan makanan pada makanan. Pendapat pertama adalah kita dilarang makan kecuali setelah dua jam dari waktu makan berat. Pendapat kedua adalah kita dilarang menyuap makanan ke dalam mulut pada saat masih ada makanan di dalamnya. Dunia kedokteran modern membuktikan bahwa kedua hal tersebut memang berdampak negatif pada kesehatan.

l. Menjilati jari dan tempat makan.
Menjilati tempat bekas makan akan sangat membantu pencernaan. Rasulullah saw sendiri menjilati jemari beliau setelah makan.

Beliau bersabda:
Apabila salah seorang di antara kalian selesai makan, hendaklah dia tidak membersihkan tangannya sehingga menjilatinya - HR. Bukhori, Muslim, Ahmad, Tabrani
Hal itu menunjukkan adanya perintah untuk tidak meninggalkan sisa makanan di tempat makan.

Juga diriwayatkan Turmudzi dengan lafaz:
Barangsiapa makan di piring, lalu ia menjilatinya, maka piring itu akan memohonkan ampun untuknya - HR. Turmudzi, Ibnu Majah, Ahmad

m. Nabi melarang menggabungkan antara susu dan ikan, cuka dan susu, cuka dan ikan, buah dan susu, cuka dan nasi, delima dengan tepung, kubis (kol) dengan ikan, bawang putih dengan bawang merah, makanan lama dengan makanan baru, makanan asam dengan makanan pedas, makanan panas dengan makanan dingin.

n. Tidak tidur setelah makan.
Nabi menganjurkan seseorang berjalan-jalan setelah makan malam. Tapi bisa juga digantikan oleh shalat. Hal ini dimaksudkan agar makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan tepat sehingga bisa dicerna dengan baik. Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Nabi saw bersabda:
”Cairkan makanan kalian dengan berdzikir kepada Allah yang Mahatinggi dan shalat, serta janganlah kalian tidur setelah makan, karena dapat membuat hati kalian menjadi keras”. (HR. Abu Naim dengan sanad dha’if)
Diriwayatkan dari Anas dengan status marfu’:
”Makan malamlah sekalipun hanya dengan kurma kering (yang rusak), karena meninggalkan makan malam dapat mempercepat penuaan”.

o. Makan bersama-sama dan tidak sendiri-sendiri.
Hal ini menyebarkan sekaligus menciptakan nuansa penuh kasih sayang dan rasa saling mencintai yang tentunya akan memberi nilai positif bagi selera makan.

p. Makan sambil berbincang dan tidak diam.
Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan suasana rileks dan menyenangkan saat makan.

q. Menghormati budaya dan tradisi makan yang ada di tempat kita makan. Dilarang menghina atau membenci makanan, sekalipun makanan itu di luar kebiasaan kita.

r. Bersikap lembut terhadap orang sakit dengan tidak memaksakan makanan tertentu.

s. Menjaga perasaan orang lain dengan tidak membelakangi posisi mereka. Hal ini bisa menyebabkan terganggunya selera makan orang tersebut.

t. Tidak mengkonsumsi makanan yang terlalu panas dan minuman yang terlalu dingin.

u. Tidak memakan daging setiap hari, melainkan berselang hari.
Diriwayatkan oleh Imam Turmudzi dari Aisyah ra, dia mengatakan bahwa bagian lengan atas adalah daging yang paling disukai Nabi. Namun beliau tidak memakan daging setiap hari. Maka yang tersisa ditangguhkan untuk keesokan harinya.

v. Tidak memakan buah pada saat baru sembuh dari sakit.
Diriwayatkan dari Ummu Al-Mundzir binti Qais, seorang wanita Anshar, dia mengatakan: Rasul datang kepadaku bersama Ali yang waktu itu baru sembuh dari sakit. Kebetulan waktu itu kami punya buah yang masih tergantung di pohonnya. Rasul pun berdiri dan dan memetik buah dan memakannya. Ali juga ikut memetik, namun ketika akan memakannya, Rasul mencegah seraya berkata: “Jangan Ali, kamu baru sembuh dari sakit”. Ali pun mengurungkan niatnya. Maka aku membuat roti dan makanan yang direbus dan membawakannya pada mereka. Maka Rasul pun berkata pada Ali: “Makanlah ini. Ini lebih baik untukmu - HR. Abu Dawud

w. Tidak pernah menolak undangan makan, bahkan jika yang dihidangkan nilainya sangat murah.
Rasul tidak pernah menolak undangan makan apapun selama makanan yang dihidangkan itu halal, meskipun makanan itu sangat murah. Beliau berkata: “Jika kalian diundang untuk menghadiri jamuan makan, maka hadirilah. Kalau suka makanlah, kalau tidak, tinggalkan”. (HR. Abu Dawud)
Sebagaimana Rasul juga pernah mengatakan: “Kalau aku diundang untuk menghadiri suatu jamuan, meskipun yang dihidangkan hanya kaki atau tangan, aku akan datang. Begitu juga kalau aku diberi hadiah tangan atau kaki, aku pasti menerimanya”. (HR. Bukhori)

Ajarkan adab muslim menghadapi sakit

a. Adab orang sakit

Sabar dan tabah

Jika seorang hamba mendapatkan cobaan dariKu mengenai kesayangannya maka ia sabar nanti akan kuganti dengan surge - HR Bukhori

Tidak merintih dan tidak mengeluh

Tidak mengharapkan kematian

Janganlah seseorang mengharapkan mati, karena suatu bencana yang menimpa dirinya. Dan seandainya ia terpaksa mengharapkannya hendaknya ia berdoa “ Ya Allah hidupkanlah aku selama hidup ini baik untukku, dan wafatkanlah aku, jika wafat itu lebih baik bagiku ( Allahumma ahyini maa kaanatil hayaatu khairal lii wa tawaffani idza kaanatil wafaatu khairal lii)

Berobat

Berbatlah kamu karena Allah Ta’ala tidak menaruh suatu penyakit melainkan menyediakan obatnya kecuali satu penyakit yaitu penyakit tua - HR Turmidzi

Tawakal

setiap penyakit ada obatnya, maka jika sakit telah telah diobati ia akan sembuh dengan izin Allah - HR Muslim

Hikmah dari sakit

a. Allah menghendaki kebaikan
siapa yang akan beroleh limpahan kebaikan dari Allah lebih dulu akan diberinya cobaan - HR Bukhori Muslim

b. Amal yang biasa ia lakukan tetap mendapatkan pahala meskipun ia tidak dapat melakukan karena sakit.
Bila seseorang hamba ditimpa sakit atau mengadakan perjalanan dicatatlah untuknya amalan seperti yang biasa dilakukan selagi mukim dan sehat - HR Bukhori

c. Terhapus dosanya(yang kecil).
Tidak suatu musibahpun yang menimpa diri seorang muslim, baik berupa kesusahan dan penderitaan, kesedihan dan kedudukan maupun penyakit bahkan karena sepotong duri yang mencocok anggota badannya kecuali dihapuskan Allah dengan itu sebagian dari kesalahan-kesalahannya

d. Ganjaran surga

Adab seorang muslim terhadap yang sakit

Menjenguk
setiap muslim yang menjenguk muslim lainnya diwaktu pagi akan didoakan oleh 70.000 malaikai sampai sore, dan jika menjenguk di waktu sore akan didoakan olehb 70.000 malaikat sampai waktu pagi, sedang dalam surga tersedia buah-buahan yang telah dipetik - HR Turmidzi
Yang dilakukan ketika menjenguk:

a. Mendoakannya
tidak apa-apa , mensucikan dari dosa , insyaAllah - HR Bukhori
Bahwa nabi Muhammad biasanya memohon perlindungan bagi sebagian keluarganya. Disapunya dengan tangan kanannya lalu katanya “ Ya Allah, Tuhan manusia, lenyapkanlah penderitaan dan sembuhkanlah Karena Engkau yang dapat menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan kecuali penyembuhanMu yakni penyembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lagi - HR Bukhori

b. Tausiyah

c. Mengucapkan kata-kata yang menghibur

d. Meringankan kunjungan

Minta didoakan oleh yang sakit
jika kamu datang menjenguk si sakit, suruh ia berdoa untukmu karena doanya seperti doa malaikat - HR Ibnu Majah

Membangkitkan semangatnya
Jika kamu menemui si sakit, tiupkanlah harapan untuknya lanjut usia. Memang demikian itu tidak masuk takdir tetapi akan menenteramkan jiwa si sakit dan shalawat serta salam dari Allah akan terlimpah padanya (Hadist)

Mendampingi yang sakit
Syarat mendampingi bagi yang sakit:
a. Yang paling karib dengannya
b. Yang paling tahu sfat-sifatnya
c. Yang paling takwa

Diberi air minum

Dihadapkan kiblat

Ditalqinkan kalimat thayibbah

ajarkanlah orang-orang yang akan meninggal dengan kalimat “Laa Illaha Illallah “ - HR Muslim

Membacakan surat yassin untuk meringankan naza (waktu sakaratul maut)
Yassin adalah jantung Al Quran dan tidak seorangpun yang membacanya dengan mengharapkan keridhoan Allah dan pahala akhirat kecuali ia akan diampuniNya. Dan bacakanlah ia kepada orang- orang yang akan meinggal diantaramu - HR Ahmad

Doa ketika ditimpa musibah:
“Inna lillahi wa innailaihi raajiuun, allahumma ajirnii fii mushibatii wa akhlf lii khairam minhaa illa ajrahullahu ta’alaa fii mushiiba tihi wa akhlafa lahu khairamminha”
(sesungguhnya kita ini milik Allah dan sesungguhnya kita ini akan kembali kepadaNya .Ya Allah dampingilah aku dalam kemalanganku, dan berilah ganti yang lebih baik daripadaNya melainkan Allah pasti mengganjar pahala padanya dan menggantinya dengan yang lebih baik)


2. pendidikan ruh (tarbiyah ruhiyah)

membacakan Laa Illahaillallah jika anak menangis

membacakan ayat suci Al Quran

3. pendidikan intelektual (tarbiyah aqliyah)

---

Berikut ini adalah dasar pokok pendidikan anak yang tersimpulkan dari berbagai ayat Al Quran dan Sunnah Rasul :

1. menanamkan nilai "tauhidullah" dengan benar
2. mengajarkn "ta'at al walidain" (menaati kedua orang tua) dalam batas batas ketaan kepada pencipta, sebagi manivestasi kesyukuran seorang kepada Illahi

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,
QS. an-Nisa' (4) : 36

3. menganjurkan "husnul mu'asyaroh" (pergaulan yang benar) serta dibangun diatas dasar akan keyakinan hari kebangkitan sehingga pergaulan tersebut memiliki akar kebenaran dan bukan kepalsuan.
4. menanamkan nilai TaqwaIlah
5. menumbuhkan dalam diri anak "kepedulian sosial" yang tinggi (amar ma'ruf nahi munkar)
6. menumbuhkan kepribadian yang memiliki "shihah bi Allah" yang kuat(dirikan shalat)
7. membentuk kejiwaan anak yang kokoh (shabar)
8. menumbuhkan sifat rendah hati serta menjauhkan "sifat arogan"
9. mengajarkan kesopanan dalam sikap dan ucapannya

kesembilan poin tersebut disimpulkan di dalam :

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".
QS. Luqman (31) : 12
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
QS. Luqman (31) : 13
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
QS. Luqman (31) : 14
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, makan Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
QS. Luqman (31) : 15
(Luqman berkata): "Wahai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.
QS. Luqman (31) : 16
Wahai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
QS. Luqman (31) : 17
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
QS. Luqman (31) : 18
Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.
QS. Luqman (31) : 19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut