19 Maret 2010

Majelis Jumat Hj Pipik Uje Tanggal 19 Maret 2010

Event : Majelis Jumat Hj Pipik Uje
Tanggal : 19 Maret 2010
Pembicara : Ustadz Tubagus, Uje, Ustadz Ali Limau
Tema: Kajian Fiqih, Akal, Nafsu dan Ruh, keutamaan menuntut Ilmu

Thaharah dalam pengertian bahasa berarti kebersihan dan terbebas dari najis – najis yang bersifat inderawi atau maknawi. Sedangkan dalam pengertian syar’i terjadi perbedaan penafsiran untuk itu. Salah satunya ada yang menafsirkan thaharah ialah mengangkat mani’ (penghalang) yang melekat pada hadats dan najis. Adapula yang mendefinisikan thaharah ialah perbuatan sesuatu yang dengannya menjadi diperbolehkannya ibadah shalat. Mereka yang mendefinisikan thaharah demikian biasanya membagi thaharah kedalam wajib dan mustahab (disukai jika dikerjakan). Contoh thaharah yang wajib adalah thaharah dari hadats. Sedangkan thaharah mustahab contohnya seperti memperbaharui wudhu dan mengerjakan mandi – mandi sunnah. Lalu yang wajib ini juga masih mereka bagi lagi menjadi dua yaitu wajib badani dan wajib qalbi. Yang dimaksud thaharah yang bersifat wajib qalbi contohnya seperti mensucikan hati dari hasud (dengki), ‘ujub (pamer), riya, kibr (sombong) dll.

Menurut Al-Imam Al-Ghazali, thaharah atau sesuci badani itu dapat dilakukan dengan air atau debu, atau memakai keduanya seperti thaharah dari jilatan anjing, atau dengan tanpa keduanya seperti menyamak kulit, atau dengan sendirinya seperti yang terjadi pada perubahan khamr menjadi cuka. Dalam tulisan ini kita hanya akan mengemukakan thaharah menggunakan air yang benar utamanya menurut madzhab Syafi’i.

Dalam kajian Fikih, air dibagi menjadi 4 kategori :

1. Air Mutlak adalah air yang suci dan dapat untuk bersuci
2. Air Musta’mal adalah air yang suci tetapi tidak bisa untuk bersuci. Adapun contoh dari kategori ini adalah seperti air kelapa dan sejenisnya, air yang diperas dari bunga-bungaan seperti air teh dan air bunga kecubung, air suci yang kurang dari 2 kulah (60 cm x 60 cm x 60 cm) dan kemasukan air musta’mal, dan air yang telah digunakan untuk bersuci
3. Air Muntanajis adalah air (bersih atau kotor) yang telah bercampur dengan barang yang bersifat najis. Apabila sebuah bak mandi yang berisi air yang banyaknya kurang dari dua kullah, kemudian terkena najis maka sifat air itu adalah najis. Namun apabila air itu lebih dari dua kullah dan kemudian terkena barang najis, maka hukumnya bisa menjadi najis atau suci. air ini akan menjadi najis apabila rasa, bau, dan warna dari air itu berubah. Namun apabila dari ketiga sifat air itu tidak berubah, maka air masih dalam kategori suci.
4. Air yang suci lagi mensucikan namun makruh apabila digunakan untuk bersuci yaitu air yang telah di panaskan diterik matahari dan kemudian dipakai untuk bersuci

Jika kita memperhatikan dengan seksama tentang persoalan air yang dapat menjadi najis atau tidak dalam keterangan ringkas fiqh syafi’iyyah diatas maka kita menemukan sebuah standar ukuran 2 qullah didalamnya untuk penentuan tersebut. Artinya, jika jumlah air yang digunakan untuk bersuci itu debitnya kurang dari standar 2 qullah dan air tersebut tercampur najis baik berubah atau tidak keadaan airnya maka air itu dihukumi menjadi mutanajis (bersifat najis). Sedang bila lebih dari 2 qullah maka bila tidak berubah keadaannya maka tidaklah masuk mutanajis. Oleh karenanya pengertian 2 qullah ini menjadi penting untuk diketahui oleh kebanyakan umat islam di Indonesia karena mayoritas mereka adalah penganut syafi’iyyah dalam fiqh.

Pengertian Air Dua Kulah

Air dua qullah itu menurut kitab Fathul Qarib (taqrib) tersebut ukurannya setara dengan 500 rithl Baghdad (Irak). Jika disetarakan dengan ukuran sho’, maka air dua qullah itu sama dengan + 93,75 sho’ (Lihat Tawdhihul Ahkam min Bulughil Marom, 1/116). Sedangkan 1 sho’ seukuran 2,5 atau 3 kg. Jika massa jenis air adalah 1 kg/liter dan 1 sho’ kira-kira seukuran 2,5 kg, maka berarti ukuran dua qullah adalah 93,75 x 2,5 = 234,375 liter. Jadi, ukuran air dua qullah adalah ukuran sekitar 234 liter. Gambaran riilnya adalah air yang terisi penuh pada bak yang berukuran 60 Cm x 60 Cm x 65 Cm.

Hadits Air Dua Qullah

Adapun hadits mengenai air dua qullah adalah sebagai berikut:

Jika air telah mencapai dua qullah, maka tidak mungkin dipengaruhi kotoran (najis) - HR. Ad Daruquthni

Sebagian ulama ada yang menilai bahwa hadits tersebut mudhthorib (termasuk dalam golongan hadits dho’if/ lemah) baik secara sanad maupun matan (isi hadits). Namun ulama hadits abad ini, yaitu Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani menyatakan bahwa hadits ini shahih. Beliau mengatakan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh Ad Darimi, Ath Thohawiy, Ad Daruquthniy, Al Hakim, Al Baihaqi, Ath Thoyalisiy dengan sanad yang shahih.

Hadits diatas juga telah dishahihkan oleh Ath Thohawiy, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Al Hakim, Adz Dzahabiy, An Nawawiy dan Ibnu Hajar Al ‘Asqolaniy. Ibnu Taimiyah mengatakan, “Mayoritas pakar hadits menyatakan bahwa hadits ini hasan dan berhujah dengan hadits ini. Mereka telah memberikan sanggahan kepada orang yang mencela (melemahkan) hadits ini.”

Secara mantuq (tekstual), hadits yang menerangkan standar 2 qullah tersebut mengandung pemahaman bahwa apabila air telah mencapai dua qullah maka dia menjadi sulit untuk dipengaruhi oleh najis. Namun, jika air tersebut berubah rasa, bau atau warnanya karena najis, maka dia menjadi najis berdasarkan ijma’ (kesepakatan para ulama).

Misalnya : air bak kamar mandi (jumlahnya kira-kira 340 liter) terkena kencing atau kejatuhan tikus mati, maka air tersebut tetap dikatakan suci karena debitnya melebihi dua qullah sehingga sulit dipengaruhi oleh najis. Namun, jika kencingnya itu banyak sehingga merubah warna air atau baunya, maka pada saat tersebut air itu menjadi najis.

Inilah mantuq (makna tekstual) dari hadits di atas. Namun secara mafhum dari hadits ini (makna implisit yaitu bagaimana jika air tersebut kurang dari dua qullah lalu kemasukan najis), para ulama berselisih pendapat.

Para ulama pemuka madzhab seperti Abu Hanifah, Asy Syafi’i dan Al-Imam Ahmad bin Hambal menyatakan bahwa jika air kurang dari dua qullah, air tersebut menjadi najis karena kemasukan najis walaupun tidak berubah rasa, warna atau baunya.

Jadi menurut pendapat ini, jika air lima liter (relatif sedikit) kemasukan najis (misalnya terciprat air kencing), walaupun tidak berubah rasa, bau atau warnanya, maka air tersebut tetap dinilai najis. Alasannya adalah berdasarkan mafhum (makna implisit) dari hadits dua qullah ini yaitu jika air telah mencapai dua qullah tidak dipengaruhi najis maka kebalikannya jika kurang dari dua qullah, jadilah ia najis. Dan illat atau sebab yang menajiskan air kurang dari dua qullah (walaupun tak merubah sifat – sifatnya) tersebut adalah termasukinya najis pada air. Bukan pada perubahannya.

Akan tetapi ulama lainnya seperti Al-Imam Malik, ulama Zhahiriyah (pengikut madzhab Daud Adz-Dzahiri), Ibnu Taimiyah, Muhammad bin Abdul Wahab menyatakan bahwa air tidaklah menjadi najis dengan hanya sekedar kemasukan najis. Air tersebut baru bisa menjadi najis apabila telah berubah salah satu dari tiga sifat yaitu rasa, warna atau baunya.

Alasan mereka dilandasi sebuah hadits yang menyebutkan :

Sesungguhnya air itu suci, tidak ada sesuatu yang dapat menajiskannya - HR. Tirmidzi, Abu Daud, An Nasa’i, Ahmad

Sesungguhnya pendapat pertama adalah pendapat yang menekankan pada kehati – hatian. Karena menilai suatu perubahan pada air bukanlah hal yang mudah untuk masyarakat awam. Dan semuanya terpulang pada madzhab mana kita berjalan. Karena masing – masing ada pola beristinbat. Yang jelas dalam soal fiqh fihi qaulani adalah hal yang masih ditoleransi. Namun lain halnya dengan persoalan tauhid. Dalam tauhid tentu umat islam harus satu pendapat karena kaitannya dengan keesaan Allah Swt.

---

Makan dan minum dengan peralatan yang terbuat dari emas atau perak :

Jangan minum di gelas yang terbuat dari emas perak, dan jangan pula makan dari piring yang terbuat dari emas perak. Karena keduanya bagi orang kafir di dunia sedangkan bagi kalian (mempergunakanya kelak) di akhirat - HR Bukhari Muslim

Orang yang minum dari gelas perak, sesungguhnya dia menumpahkan api neraka ke dalam perutnya - HR Bukhari Muslim

---

Para lelaki yang ingin tampil modis boleh-boleh saja memakai pakaian apa saja yang disukainya, selama itu masih sesuai dengan norma dan syariah agama Islam. Dan yang perlu diingatkan lagi, selain kain sutera, agama juga melarang kaum pria untuk memakai perhiasan emas.

Dari Ali ra berkata: “Saya melihat Nabi Muhammad saw memegang kain sutera di tangan kanannya, dan memegang emas di tangan kirinya kemudian beliau bersabda, “Sesungguhnya dua benda ini haram bagi umatku yang laki-laki- HR Abu Daud

Dalil atau hadits laiNnya tentang masalah ini antara lain:

Dari Umar bin Khattab ra berkata, Nabi Muhammad saw bersabda: “Janganlah kamu sekalian memakai kain sutera, karena sesungguhnya orang yang telah memakainya di dunia maka nanti di akhirat tidak akan memakainya lagi - HR Bukhari Muslim

Dari Umar bin Khattab ra berkata: “Saya mendengar Nabi Muhammad saw bersabda, “Sesungguhnya orang yang memakai kain sutera adalah orang yang tidak akan mendapat bahagian nanti (di akhirat)- HR Bukhari Muslim

Dari Anas ra berkata, Nabi Muhammad saw bersabda: “Barangsiapa yang memakai kain sutera di dunia maka ia tidak akan memakainya nanti di akhirat.” - HR Bukhari Muslim

Dari Abu Musa Al Asy’ary ra bahwasannya Nabi Muhammad saw bersabda, “Memakai kain sutera dan emas itu haram bagi umatku yang laki-laki; dan halal bagi umatku yang perempuan.” - HR At Turmudzy

Dari Hudzaifah ra berkata: “Nabi Muhammad saw telah melarang kami untuk minum dan makan dengan bejana emas dan perak, serta melarang pula untuk memakai kain sutera baik yang tipis maupun yang tebal dan melarang pula untuk duduk di atasnya - HR Bukhari

---

Siwak

Siwak adalah nama untuk dahan atau akar pohon yang digunakan untuk bersiwak. Oleh karena itu semua dahan atau akar pohon apa saja boleh digunakan untuk bersiwak jika memenuhi persyaratannya, yaitu lembut, sehingga batang atau akar kayu yang keras tidak boleh digunakan untuk bersiwak karena bisa merusak gusi dan email gigi; bisa membersihkan dan berserat serta bersifat basah, sehingga akar atau batang yang tidak ada seratnya tidak bisa digunakan untuk bersiwak; seratnya tersebut tidak berjatuhan ketika digunakan untuk bersiwak sehingga bisa mengotori mulut.

Hukum bersiwak adalah sunnah muakkadah karena anjuran Rosululloh Shallallâhu ‘alaihi wasallam dan kesenantiasaan beliau melakukannya dan kecintaan beliau serta ajakan beliau kepada siwak tersebut

Siwak merupakan pekerjaan yang ringan namun memiliki faedah yang banyak baik bersifat keduniaan maupun bersifat akhirat]

manfaat bersiwak adalah berupa kebersihan mulut, sehat dan putihnya gigi, menghilangkan bau mulut, dan lain-lain

Dalil :

1. Siwak merupakan kebersihan bagi mulut dan keridhoan bagi Robb - HR Ahmad

2. Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan wudlu - HR Bukhori dan Muslim

3. Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan sholat - HR Bukhori dan Muslim

4. Aku bertanya kepada ‘Aisyah: “Apa yang dilakukan pertama kali oleh Rosululloh jika dia memasuki rumahnya?” Beliau menjawab :”Bersiwak" - HR Muslim

5. Dari Abu Musa Al-Asy’ari berkata, yang artinya: "Aku mendatangi Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam dan dia sedang bersiwak dengan siwak yang basah. Dan ujung siwak pada lidahnya dan dia sambil berkata “Uh- uh”. Dan siwak berada pada mulutnya seakan-akan beliau muntah" - HR Bukhori dan Muslim

Penelitian terbaru terhadap kayu siwak menunjukkan bahwa siwak mengandung mineral-mineral alami yang dapat membunuh bakteri, menghilangkan plaque, mencegah gigi berlubang serta memelihara gusi. Siwak memiliki kandungan kimiawi yang bermanfaat, seperti :

1. Antibacterial acids, seperti astringents, abrasive dan detergents yang berfungsi untuk membunuh bakteri, mencegah infeksi dan menghentikan pendarahan pada gusi. Pada penggunaan siwak pertama kali, mungkin terasa pedas dan sedikit membakar, karena terdapat kandungan serupa mustard di dalamnya yang merupakan substansi antibacterial acids tersebut.

2. Kandungan kimia seperti Klorida, Pottasium, Sodium Bicarbonate, Fluoride, Silika, Sulfur, Vitamin C, Trimethyl amine, Salvadorine, Tannins dan beberapa mineral lainnya yang berfungsi untuk membersihkan gigi, memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi. Bahan-bahan ini sering diekstrak sebagai bahan penyusun pasta gigi.

3. Minyak aroma alami yang memiliki rasa dan bau yang segar, menjadikan mulut menjadi harum dan menghilangkan bau tak sedap.

4. Enzim yang mencegah pembentukan plaque yang menyebabkan radang gusi. Plaque juga merupakan penyebab utama tanggalnya gigi secara premature.

5. Anti decay agent (Zat anti pembusukan), yang menurunkan jumlah bakteri di mulut dan mencegah proses pembusukan. Selain itu siwak juga turut merangsang produksi saliva (air liur) lebih, dimana saliva merupakan organik mulut yang melindungi dan membersihkan mulut.
‘Dari Aisyah berkata, yang artinya: "Aku melihat Rosululloh memandang siwak tersebut, maka akupun tahu bahwa beliau menyukainya, lalu aku berkata: ‘Aku ambilkan siwak tersebut untuk engkau?” Maka Rosululloh mengisyaratkan dengan kepalanya (mengangguk pelan ) yaitu tanda setuju." - HR Bukhori dan Muslim

Dalam kitab Ath-Thubbun Nabawi (Medis Nabawi) yang disusun oleh Ibnul Qoyyim dijelaskan manfaat siwak antara lain :

1. membersihkan mulut
2. membersihkan gusi
3. mencegah pendarahan
4. menguatkan penglihatan
5. mencegah gigi berlubang
6. menyehatkan pencernaan
7. menjernihkan suara
8. membantu pencernaan makanan
9. memperlancar saluran nafas (bicara)
10. menggiatkan bacaan
11. menahan tidur
12. meridhokan Allah Ta’ala
13. Dikagumi malaikat

Siwak adalah pembersih mulut dan sebab ridhanya Rabb - HR Ahmad dan Ibnu Majah

---

Hal Hal yang membatalkan shalat :

1.Berhadas
2.Kejatuhan najis yg tidak dapat di ma'afkan
3.Berbicara dengan sengaja
4.Bergerak tiga kali berturut-turut yg bukan termasuk dalam gerakan shalat ( seperti menggaruk dsb )
5.Berubah niatnya, seperti ingin keluar dari shalat, berubah niat utk shalat lain
6.Terbuka auratnya
7.Makan atau minum
8.tertawa
9.Membelakangi kiblat
10.Menambah atau mengurangi rukun shalatnya, misal menambah sujud, kecuali sujud sahwi
11.Mendahului imam sampai dua rukun fi'li
12.murtad / keluar dari islam

---

Fasik

Menurut bahasa: alfisqu = alkhuruj (keluar)
Menurut syara : keluar dari keta’atan kepada Allah

Kefasikan ada 2 macam:

1. Kefasikan yang membuatnya keluar dari agama, yakni kufur, karena itu orang kafir juga disebut orang fasik

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:" Sujudlah kamu kepada Adam ", maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim.
QS. al-Kahfi (18) : 50
Dan adapun orang-orang yang fasik (kafir), maka tempat mereka adalah neraka. Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan (lagi) ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka: "Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya".
QS. as-Sajdah (32) : 20

2. Kefasikan yang tidak membuat seorang keluar dari agama sehingga orang-orang fasik dari kamu muslimin disebut al-’ashi (pelaku maksiat), dan kefasikannya itu tidak mengeluarkannya dari Islam

Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik,
QS. an-Nur (24) : 4

(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.
QS. al-Baqarah (2) : 197

---

Hadist :

Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka dia telah mengenal Rabb-nya

Imam an-Nawawiy berkata, Hadits ini tidak valid
Ibn as-Sam'aniy berkata, Ini adalah ucapan Yahya bin Mu'adz ar-Raziy
Hadits jenisnya maudhu’
Referensi : Tanzih Asy-Syariah dan Tadzkiratul Maudhu’at

alam seiisinya bertasbih kepada Allah :

Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
QS. al-Hadid (57) : 1

---

Akal, Nafsu, Ruh

Para alim ketuhanan menuturkan bahwa manusia merupakan ciptaan Allah yang paling halus, lebih halus dari jin, setan bahkan malaikat. Jin maupun setan ciptaan dasarnya berasal dari api, malaikat tercipta dari cahaya. Adapun ‘Bahan Baku (dasar ciptaan)’ manusia berasal dari Ruuhiy–Ruh-Ku) bukankah firman al-Qur’an memberitakan,

Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.
QS. al-Hijr (15) : 29

dimaksud dengan sujud di sini bukan menyembah, tetapi sebagai penghormatan.

Ruh berasal dari Allah , merupakan bahan dasar hidup yang luar biasa hebat, karena bersumber dari Allah secara langsung. Dalam sebuah riwayat ditandaskan bahwa Allah I berfirman kepada Rasulullah r, “Jangan tanya ruh wahai Muhammad, karena daya fikirmu tak akan mampu.” Dan ruh itu sendiri baru ditiupkan ke dalam jasad manusia paska organ tubuh manusia sudah terstruktur secara sempurna dalam rahim? Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang berbentuk). Allah I kemudian meniupkan ruh kehidupan dari-Nya, jadilah janin yang terstruktur itu makhluk yang mempunyai ruh.

Akal pikiran juga ‘diamati’ mengawal manusia agar tidak selalu menuruti nafsu-nafsu dan keinginan-keinginan. Kehadiran akal dirahim menyatu dengan janin, lebih dulu dibanding dengan nafsu dan ruh. Sebab akal tersebut sudah menyatu di ekor belakang sperma ketika usia kandungan menginjak empat puluh hari. Dari sperma yang masuk ke rahim, empat puluh hari kemudian sudah disertai penciptaan akal oleh-Nya. Akal dihasilkan di ekor spermatozoa, akal ini merupakan software yang menampung bermilyar-milyar megabyte fikrah dan tidak bisa rusak dalam milyaran tahun, yang bisa rusak adalah otak (hardware). Manakala usia kandungan memasuki hitungan delapan puluh hari, ‘brigade’ setan tidak mau ketinggalan, ia mengurai dirinya jadi bion-bion, lalu masuk ke dalam kandungan, redaksi Al-Qur’an menyebut alaqata mudghata—yakni proses peralihan dari segumpal darah menjadi segumpal daging).

Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
QS. al-Mu'minun (23) : 14

Setan merubah bentuk menjadi nafsu. Dengan demikian ada dua ‘makhluk berseberangan’ di dalam kandungan yang berumur delapan puluh hari. Nafsu menempati bagian jantung manusia dan akal menempati otak manusia. Al-Qur’an juga menyebut fakasaunaa al-idzamalahmah? Lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging). Tatkala usia kandungan sembilan puluh hari proses pembentukan tubuh mulai berlangsung. Otak sudah mulai dibalut tempurung kelapa, begitu juga dengan tangan, kaki dan semua perangkat tubuh seperti hidung, mulut dan peralatan panca indra lainnya maulai terbentuk. Pada masa kehamilan usia sembilan puluh hari hingga seratus hari, perempuan yang sedang mengadung tidak boleh memendam rasa susah, stress atau gangguan psikis lainnya. Ana inda dzanna abdiy biy? Aku selalu mengikuti apa saja yang telah dimantapkan dalam hati hamba-Ku. Demikian firman Allah dalam hadits Qudsi.

Lantas dari mana sebenarnya proses pembuatan struktur tubuh manusia itu? Akal berasal dari pancaran sinar malaikat. Nafsu berasal dari ‘uap’ setan. Tubuh manusia berasal dari saripati tanah. Benarkah manusia berasal dari tanah? Ketika seseorang menaman padi atau gandum, padi yang ditanam akan muncul akarnya dan menyerap makanan dari tanah, sari masuk akar lalu naik sampai ke bulir-bulir padi. Bulir-bulir padi dimasak dimakan manusia. Manusia laki-laki memproduksi spermatozoa, ketika malam hari sperma ini ‘disalurkan’ ke rahim seorang perempuan, senggama itu membuat sperma ‘indekost’ di rahim perempuan yang menyebabkan kehamilan, lalu beberapa bulan berikutnya terjadilah kelahiran. Pada masa kehamilan usia empat puluh hari, ada zat yang masuk di belakang otak yang bernama nafsu masuk ke kandungan, dan berada di jantung. Ketiga organ vital tubuh manusia itu sendiri yang memproses dirinya sejak sperma masuk dalam kandungan. Kemudian ruh dari-Nya ditiupkan ke tubuh manusia pada usia kehamilan berumur empat puluh hari. Nafsu tinggal di jantung ketika kehamilan berumur delapan puluh hari. Adapun proses pembentukan pancra indra dalam struktur tubuh manusia berlangsung pada saat kehamilan berumur delapan puluh hari hingga seratus dua puluh hari. Maka ketika kehamilan memasuki usia seratus dua puluh hari, ditiupkan ruh dari-Nya ke dalam kandungan. Jadilah janin dalam rahim itu makhluk yang berbentuk manusia.

Ketiga zat—akal, nafsu, ruh ini bisa bicara, akal bisa mempertimbangkan sesuatu, nafsu bicara lewat keinginan-keinginan, ruh bicara lewat relung hati. Seseorang yang ‘care’ dengan akalnya akan terjaga keselamatannya, karena pertimbangan-pertimbangannya rasional dan penuh dengan pertimbangan kebaikan. Seseorang yang mengikuti hawa nafsunya akan hancur dan hidupnya menjadi berantakan, misal nafsu syahwat, nafsu makan dan minum, nafsu mencari kekayaan dengan segala cara, nafsu mencari kedudukan dan jabatan, nafsu ingin dipuji dan disanjung, serta hawa nafsu lainnya. Fungsi akal untuk menyelamatkan manusia dari kehancuran akibat nafsu tak terkendali. Fungsi nafsu untuk penghidupan tubuh manusia, keinginan makan, kawin, mencari kekayaan, pangkat dan lain-lain. Cara kerja nafsu dengan menggerakkan manusia melalui otot dan darah, tapi akal melalui otak lalu turun ke sumsum tulang belakang. Sedangkan ruh manusia sangat halus bicara lewat relung hati. Tubuh manusia sendiri bicara lewat mulut. Lantas bagaimana jika tubuh manusia mati?—disebut mati, karena tubuh akan menjadi bangkai ketika dikubur) Adapun ruh tidak tepat disebut mati, yang pas ialah meninggalkan dunia atau ‘meninggal dunia’. Itulah istilah yang pas untuk ruh manusia, sebab ruh tidak mati, melainkan ‘pindah alam’ pergi ke alam kubur. Tubuh manusialah yang mati, karena akan membusuk di makan cacing tanah di dalam kuburnya. Tubuh manusia dan nafsu masuk kedalam tanah kuburan (dikebumikan), sedangkan ruh dan akal manusia masuk ke alam kubur. Ruh dan akal akan ‘tinggal’ di alam kubur sampai hari kiamat tiba. Tubuh manusia masuk ke liang kubur dan jadi binatang bersel satu. Binatang bersel satu ini akhirnya saling makan (kanibal), dann tinggal satu yang paling besar. Akhirnya satu-satunya sel ini juga mati, membusuk, dan kembali jadi tanah. Nafsu juga masuk kekuburan dan menguap. Nafsu yang menguap inilah yang banyak disebut orang dengan ‘hantu’ atau ‘jelangkung’. Setelah organ tubuh manusia dalam rahim berusia di atas dua ratus dua belas hari, maka maulailah digariskan kodrat manusia. Kematian, rezeki, jodoh dan kapan hari kematian ditetapkan. Sebagaimana firman-Nya :

(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):" Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
QS. Ali Imran (3) : 191

Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?
QS. al-Mu'minun (23) : 115

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
QS. Ali Imran (3) : 190

Ketika ruh dari-Nya telah ditiup ke jisim manusia yang ada di rahim, pada usaia kehamilan seratus dua puluh satu hari. Malaikat bertanya kepada Allah, “wahai Allah Tuhan kami, kelak di kemudian hari bagaimana rezeki si Fulan ini? Siapa jodohnya? Dan kapan dia meniggal dunia?” Allah Azza wa Jalla kemudian menjelaskan dan malaikat menulisnya sebagai ketentuan takdir Allah atas si Fulan tersebut. Ketika usia kehamilan berumur antara sembilan puluh hingga seratus hari, Alla menentukan jenis kelamin janin yang ada di rahim. Apakah ia lahir menjadi makhluk berjenis kelamin laki-laki ataukah perempuan? Pada fase ini dianjurkan banyak berdoa jika menginginkan jenis kelamin tertentu dari anak yang akan lahir. (Kami menetapkan yang demikian) sebagai suatu ketetapan terhadap rasul-rasul kami yang kami utus sebelum kamu dan tidak akan kamu dapati perobahan bagi ketetapan kami itu.

Maksudnya: tiap-tiap umat yang mengusir Rasul pasti akan dibinasakan Allah. demikian Itulah sunnah (ketetapan) Allah. Maka jika berharap janin yang akan lahir berjenis laki-laki atau perempuan, selazimnya memperbanyak berdoa kepada Allah pada waktu usia kehamilan antara sembilan puluh hingga seratus hari tersebut. Jika memohon ‘jenis’ anak paska tujuh bulan usia kehamilan, hal tersebut tak ubahnya merubah atau menggati sunnatullah. Sebab sunnatullah terjadinya ‘kelamin’ janin di kandungan tercipta pada waktu usia kehamilan berumur sembilan puluh hingga seratus hati. Wallhahu Ta’ala A’lam

---

Macam Macam neraka :

Neraka (An-Nar) adalah tempat penyiksaan dan ini mempunyai nama yang bermacam-macam, sebagaimana yang tertulis ini dan tertera didalam kitab suci Al-Qur’an :

1. Jahanam

Tidakkah mereka (orang-orang munafik itu) mengetahui bahwasanya barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya neraka Jahannamlah baginya, dia kekal di dalamnya. Itu adalah kehinaan yang besar.
QS. at-Taubah (9) : 63

2. Al Jahim

mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia. Dan Allah memelihara mereka dari azab neraka,,
QS. ad-Dukhan (44) : 56

3. Al Hawiyah

Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,
QS. al-Qari'ah (101) : 8
maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.
QS. al-Qari'ah (101) : 9
Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?
QS. al-Qari'ah (101) : 10
(Yaitu) api yang sangat panas.
QS. al-Qari'ah (101) : 11

4. Wail

Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang,
QS. al-Muthaffifin (83) : 1
(yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi,
QS. al-Muthaffifin (83) : 2
dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.
QS. al-Muthaffifin (83) : 3

5. As Sa’ir

Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaithan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala,
QS. al-Mulk (67) : 5

6. Ladha

Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergejolak,
QS. al-Ma'arij (70) : 15
yang mengelupaskan kulit kepala,
QS. al-Ma'arij (70) : 16
yang memanggil orang yang membelakang dan yang berpaling (dari agama).
QS. al-Ma'arij (70) : 17
Serta mengumpulkan (harta benda) lalu menyimpannya.
QS. al-Ma'arij (70) : 18

7. Saqar

Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar.
QS. al-Muddatstsir (74) : 26
Tahukah kamu apakah (neraka) Saqar itu?
QS. al-Muddatstsir (74) : 27
Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan.
QS. al-Muddatstsir (74) : 28
(Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia.
QS. al-Muddatstsir (74) : 29
Di atasnya ada sembilanbelas (malaikat penjaga).
QS. al-Muddatstsir (74) : 30

8. Al Huthamah

sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan dalam Huthamah.
QS. al-Humazah (104) : 4
Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?
QS. al-Humazah (104) : 5
(Yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan,
QS. al-Humazah (104) : 6
Yang (naik) sampai hati.
QS. al-Humazah (104) : 7
Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka,
QS. al-Humazah (104) : 8
(sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.
QS. al-Humazah (104) : 9

---

Kentongan kalau tidak ada pemukulnya percuma, tidak akan berbunyi.

Kalau mencari ilmu, ajarkan kepada yang lain

keutamaan mencari ilmu adalah mengamalkan ilmu itu

setiap kebaikan itu akan berpahala meski sekecil apapun

---

Dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiallahu ‘anhu dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Dia akan memahamkan baginya agama (Islam).

Hadits yang mulia ini menunjukkan agungnya kedudukan ilmu agama dan keutamaan yang besar bagi orang yang mempelajarinya, sehingga Imam an-Nawawi dalam kitabnya Riyadhush Shalihin , pada pembahasan “Keutamaan Ilmu” mencantumkan hadits ini sebagai hadits yang pertama.

Imam an-Nawawi berkata: “Hadits ini menunjukkan keutamaan ilmu (agama) dan keutamaan mempelajarinya, serta anjuran untuk menuntut ilmu.”

Imam Ibnu Hajar al-’Asqalaani berkata: “Dalam hadits ini terdapat keterangan yang jelas tentang keutamaan orang-orang yang berilmu di atas semua manusia, dan keutamaan mempelajari ilmu agama di atas ilmu-ilmu lainnya.”

Mutiara hikmah yang dapat kita petik dari hadits ini adalah:

1. Ilmu yang disebutkan keutamaannya dan dipuji oleh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya adalah ilmu agama.

2. Salah satu ciri utama orang yang akan mendapatkan taufik dan kebaikan dari Allah Ta’ala adalah dengan orang tersebut berusaha mempelajari dan memahami petunjuk Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam agama Islam.

3. Orang yang tidak memiliki keinginan untuk mempelajari ilmu agama akan terhalangi untuk mendapatkan kebaikan dari Allah Ta’ala.

4. Yang dimaksud dengan pemahaman agama dalam hadits ini adalah ilmu/pengetahuan tentang hukum-hukum agama yang mewariskan amalan shaleh, karena ilmu yang tidak dibarengi dengan amalan shaleh bukanlah merupakan ciri kebaikan.

5. Memahami petunjuk Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan benar merupakan penuntun bagi manusia untuk mencapai derajat takwa kepada Allah Ta’ala.

6. Pemahaman yang benar tentang agama Islam hanyalah bersumber dari Allah semata, oleh karena itu hendaknya seorang muslim disamping giat menuntut ilmu, selalu berdoa dan meminta pertolongan kepada Allah Ta’ala agar dianugerahkan pemahaman yang benar dalam agama.

Hadist :

Barangsiapa yang melalui suatu jalan untuk mendapatkan ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga - Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Hurairoh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut